Page 182 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 AGUSTUS 2020
P. 182

"Rute  9E  Kebayoran  Lama-Jelambar  sementara  tidak  beroperasi  terkait  adanya  massa  di
              kawasan Gedung DPR/MPR," kata Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi
              Jakarta, Nadia Disposanjoyo dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/8).

              Bus TransJakarta Rute 1B Stasiun Palmerah-Tosari juga tidak beroperasi sementara. Kedua rute
              tersebut akan beroperasi kembali setelah unjuk rasa buruh selesai. Tidak hanya itu, TransJakarta
              Koridor  9  Pinang  Ranti-Pluit  juga  mengalami  pengalihan  rute  sementara  akibat  demonstrasi
              tersebut. Arah Pluit tidak melewati Halte Senayan JCC & Halte Slipi Petamburan.

              "Transjakarta  akan  kembali  melayani  pelanggan  dengan  rute  seperti  biasa  sampai  situasi
              kondusif dan armada dapat melintas di sekitar kawasan tersebut," paparnya.

              Aksi demo di depan Kompleks MPR/DPR itu digelar oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia
              (KSPI) bersama elemen serikat buruh lainnya. Mereka memiliki agenda untuk menolak Omnibus
              Law RUU Cipta Kerja dan pemberhentian hubungan kerja (PHK).

              Demo  di  Surabaya    Ratusan  buruh  daru  KSPI  Jawa  Timur  juga  menggelar  aksi  demonstrasi
              menolak RUU Cipta Kerja atau Omnibus Law, Selasa (25/8). Aksi terpusat di depan Gedung DPRD
              Provinsi Jatim, Surabaya.

              Masa aksi tersebut berasal dari daerah-daerah industri di Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto,
              Pasuruan, Probolinggo, Jember, Lumajang, Jombang, Lamongan dan Tuban.

              Wakil Ketua DPW FSPMI KSPI Jawa Timur, Nuruddin Hidayat mengatakan ada beberapa tuntutan
              yang diusung pihaknya dalam aksi kali ini.

              "Pertama  kami  menolak  RUU  Cipta  Kerja  Omnibus  Law,  khususnya  dalam  klaster
              ketenagakejaan. Lantaran banyak mereduksi nilai-nilai kesejahteraan buruh yang telah diatur
              dalam UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan," ujarnya, Selasa (25/8).
              Jika RUU Cipta Kerja tersebut disahkan, maka RUU itu akan berpotensi menghilangkan upah
              minimum, menghilangkan pesangon, kontrak kerja terus-menerus tanpa batas waktu dan jenis
              pekerjaan.

              Pengamanan 2 SSK di Medan  Pada hari yang sama, sebanyak dua satuan setingkat kompi (SSK)
              Brimob Polda Sumatra Utara turut dikerahkan melakukan pengamanan aksi damai buruh tolak
              Omnibus Law di Kota Medan.

              Kabag  Ops  Satuan  Brimob Polda  Sumut  Kompol  Heriyono  mengatakan aksi  unjuk  rasa  yang
              dilakukan oleh para buruh berlangsung di dua titik yakni di Kantor Gubernur Sumut dan Kantor
              DPRD Sumut.

              "Sebanyak dua SSK Brimob Polda Sumut dikerahkan untuk pengamanan aksi hari ini. Dibagi
              menjadi masing-masing satu SSK di dua lokasi aksi unjuk rasa," ujarnya.

              Ia menjelaskan, untuk pengamanan di Kantor Gubernur Sumut dipimpin oleh Komandan Kompi
              4 Batalyon A Pelopor AKP Sardi, sementara di Gedung DPRD Sumut dipimpin oleh Komandan
              Kompi 2 Batalyon B Pelopor AKP Mukhtar I Kadoli.

              "Aksi unjuk rasa dan penyampaian aspirasi dari saudara kita (Buruh) hari ini berjalan aman dan
              lancar," katanya.
              Demo  di  Kantor  DPRD  Sumut  ratusan  buruh  tersebut  tetap  berjalan  kondusif.  Para  buruh
              tersebut tergabung dalam tiga serikat pekerja yakni Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia
              (FSPMI) Sumut, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Sumut dan Serikat Buruh Merdeka
              Indonesia (SBMI). (frd/antara/ain).


                                                           181
   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187