Page 189 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 APRIL 2021
P. 189

BPJS  Kesehatan  Ali  Ghufron  Mukti  dalam  pertemuan  dengan  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida
              Fauziyah dan jajaran Direksi BPJS Kesehatan, Kamis (15/04).


              PERLUAS KEPESERTAAN JKN, BPJS KESEHATAN LAKUKAN SINERGI DATA DENGAN
              KEMNAKER

              BPJS Kesehatan akan mengoptimalkan integrasi data dan aplikasi Wajib Lapor Ketenagakerjaan
              di Perusahaan (WLKP) dengan aplikasi Perluasan Kepesertaan Pekerja Penerima Upah Badan
              Usaha  (PPU  BU)  milik  BPJS  Kesehatan  sebagai upaya  perluasan kepesertaan  dan kepatuhan
              badan usaha (BU).

              "Optimalisasi aplikasi WLKP saat ini diharapkan dapat memastikan seluruh badan usaha dan
              pekerjanya terdaftar dalam program JKN-KIS. Dengan kata lain pekerja akan terjamin akses
              layanan kesehatannya. Saat ini, masih sering kami temui ketidakpatuhan pemberi kerja dalam
              menyediakan  jaminan  kesehatan  bagi  para  pekerjanya,"  kata  ujar  Direktur  Utama  BPJS
              Kesehatan Ali Ghufron Mukti dalam pertemuan dengan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah
              dan jajaran Direksi BPJS Kesehatan, Kamis (15/04).

              Ghufron berharap, dengan diimplementasikan sinergi aplikasi WLKP ini dapat menyisir data-data
              potensial ketenagakerjaan, khususnya dalam hal kepatuhan terhadap program JKN-KIS. Ghufron
              pun berharap adanya dukungan dari Kemnaker untuk mewujudkan program JKN-KIS yang adil
              bagi seluruh masyarakat, khususnya pekerja.

              Sepanjang tahun 2020, terdapat 1.094 laporan ketidakpatuhan pemberi kerja atau badan usaha
              kepada  pengawas  ketenagakerjaan  di  tingkat  daerah  yang  kemudian  ditindaklanjuti  dengan
              pemeriksaan bersama antara BPJS Kesehatan dengan Kemenaker.

              Direktur Pengawasan, Pemeriksaan dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan Mundiharno
              mengatakan,  ketidakpatuhan  badan  usaha  tersebut  mulai  dari  ketidakpatuhan  pendaftaran,
              ketidakpatuhan  penerimaan  piutang  tahun  berjalan  dan  ketidakpatuhan  penerimaan  piutang
              carry over.

              "Ketidakpatuhan ini, selain berdampak terhadap kesejahteraan para pekerja juga berdampak
              terhadap keberlangsungan Program JKN-KIS," ujar Muniharno.

              Mundiharno menyebutkan, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya penegakan kepatuhan
              terhadap  badan  usaha.  Misalnya,  BPJS  Kesehatan  telah  melaksanakan  kegiatan  penegakan
              kepatuhan bersama dengan Direktorat Pengawasan Norma Ketenagakerjaan dan Jaminan Sosial
              (PNKJ) Kementerian Ketenagakerjaan.

              Kegiatan penegakan kepatuhan tersebut berupa pemanggilan dan pemeriksaan bersama kepada
              badan usaha. BPJS Kesehatan di daerah juga telah melakukan kerjasama Dinas Ketenagakerjaan
              di 34 provinsi dan 480 kabupaten/kota di tahun 2020.

              Mundiharno mengungkapkan, sampai dengan 31 Maret 2021 jumlah badan usaha yang telah
              terdaftar dalam program JKN-KIS sebanyak 333.560 dengan jumlah pekerja 16.969.202 dan
              anggota  keluarga  sebanyak  21.082.026  sehingga  total  peserta  segmen  PPU  badan  usaha
              sebanyak 38.051.228 jiwa.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah pun menyambut baik sinergi data yang diharapkan dapat
              menyelesaikan berbagai kendala kepesertaan program JKN-KIS khususnya bagi segmen PPU-
              BU. Menurutnya perlu ada penguatan dalam koordinasi selain dengan Kemenaker juga dengan
              BPJS Ketenagakerjaan.


                                                           188
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194