Page 314 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 DESEMBER 2020
P. 314

Ringkasan

              Pandemi  COVID-19  menjadi  tantangan  besar  bagi  sektor  ketenagakerjaan.  Sebab,  sejak
              merebaknya virus Corona banyak terjadi pemutusan hubungan kerja. Di sisi lain, Kementerian
              Koordinator  Perekonomian  mengungkapkan  ada  58,5  juta  penduduk  Indonesia  yang
              membutuhkan pekerjaan.

              Deputi  Bidang  Koordinasi  Ekonomi  Makro  dan  Keuangan  Kemenko  Perekonomian  Iskandar
              Simorangkir memaparkan data bahwa saat ini total angkatan kerja baru 2,4 juta, pengangguran
              9,7 juta. Lalu ditambah setengah penganggur 13,1 juta, dan pekerja paruh waktu 33,3 juta.



              SIAP-SIAP BANYAK SAINGAN, 58 JUTA ORANG RI BAKAL BEREBUT PEKERJAAN!

              Pandemi  COVID-19  menjadi  tantangan  besar  bagi  sektor  ketenagakerjaan.  Sebab,  sejak
              merebaknya virus Corona banyak terjadi pemutusan hubungan kerja. Di sisi lain, Kementerian
              Koordinator  Perekonomian  mengungkapkan  ada  58,5  juta  penduduk  Indonesia  yang
              membutuhkan pekerjaan.

              Deputi  Bidang  Koordinasi  Ekonomi  Makro  dan  Keuangan  Kemenko  Perekonomian  Iskandar
              Simorangkir memaparkan data bahwa saat ini total angkatan kerja baru 2,4 juta, pengangguran
              9,7 juta. Lalu ditambah setengah penganggur 13,1 juta, dan pekerja paruh waktu 33,3 juta.

              "Kalau berdasarkan data BPS terakhir 46,4 juta angkatan kerja kita itu bekerja paruh waktu. Ini
              artinya apa? ini belum optimal produktivitas dari tenaga kerja yang paruh waktu tadi," kata dia
              dalam  diskusi  publik  yang  tayang  di  saluran  YouTube  UU  Cipta  Kerja  1,  kemarin  Rabu
              (2/12/2020).

              Menurutnya pekerja yang bekerja tidak penuh itu bisa didorong agar bekerja secara penuh. Hal
              itu menurutnya akan meningkatkan produktivitas Indonesia dan produktivitas tenaga kerjanya
              itu sendiri.

              Dirinya  pun  membeberkan  tantangan  yang  dihadapi  di  sektor  ketenagakerjaan  akibat  dari
              pandemi COVID-19, yang mana wabah tersebut membuat banyak negara termasuk Indonesia
              mengalami resesi.

              Dia menguraikan bahwa dampak dari resesi dirasakan oleh 29,2 juta angkatan kerja di Indonesia.
              Rinciannya, 2,56 juta orang menjadi pengangguran, 1,77 juta orang tidak bekerja karena COVID-
              19, 0,76 juta orang tidak bisa masuk pasar tenaga kerja, 24,03 juta orang dirumahkan dan
              dikurangi jam kerjanya.

              Lalu apa yang perlu dilakukan untuk menciptakan banyak lapangan pekerjaan? Penjelasannya di
              halaman selanjutnya.

              Iskandar menerangkan dibutuhkan terobosan untuk menyerap angkatan kerja yang jumlahnya
              mencapai 58,5 juta orang itu.

              "Maka itu ini perlu suatu terobosan untuk bisa menyerap tenaga kerja Indonesia tadi baik itu
              tenaga kerja baru, maupun pengangguran yang ada, maupun orang yang belum bekerja secara
              optimal tadi," sebutnya.
              Dijelaskannya, untuk menyerap angkatan kerja tersebut tidak bisa dengan cara yang biasa-biasa
              saja. Di sisi lain, Indonesia akan dihadapkan pada bonus demografi di mana Indonesia kebanjiran
              penduduk usia kerja.



                                                           313
   309   310   311   312   313   314   315   316   317   318