Page 96 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 DESEMBER 2020
P. 96

Menurut dia, Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas telah
              mengamanatkan perusahaan swasta untuk mempekerjakan 1 persen penyandang disabilitas dari
              total pekerjanya, sedangkan perusahaan BUMN sebanyak 2 persen. Penerapan tersebut untuk
              menjawab isu penting berupa pasar kerja didorong menjadi inklusi.

              "Perusahaan  harus  memberikan  ruang  kepada  penyandang  disabilitas  untuk  bekerja  secara
              formal serta memiliki ikatan kerja yang jelas dengan perusahaan," katanya melalui keterangan
              tertulis, Kamis (3/12/2020).

              " Penyandang disabilitas harus memiliki kesempatan dan ruang yang sama untuk bisa bekerja,
              berkarya, dan berkontribusi bagi bangsa Indonesia yang kita cintai. Masyarakat inklusif harus
              terwujud tanpa melihat latar belakang apa pun, menyandang disabilitas atau tidak," tambah dia.

              Lebih lanjut kata dia, isu atau tantangan kedua yang harus diselesaikan bersama bukan hanya
              oleh pemerintah dan perusahaan atau dunia usaha, tapi juga dengan komunitas masyarakat
              menyangkut kompetensi penyandang disabilitas.
              Dia  menambahkan,  untuk  mengakomodir  kepentingan  tersebut,  akses  terhadap  pelatihan
              berkualitas bagi penyandang disabilitas sangat penting. Pihaknya terus mendorong Balai Latihan
              Komunitas  (BLK)  milik  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  agar  dapat  memfasilitasi
              bakat dan minat penyandang disabilitas.
              "BLK milik pemerintah maupun BLK Komunitas kita dorong untuk menjadi BLK inklusi, sehingga
              dapat diakses oleh penyandang disabilitas," ujar dia.

              Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, perlindungan terhadap penyandang disabilitas
              harus  didasari  pada  paradigma  Hak  Asasi  Manusia  (HAM),  bukan  berdasar  pada  paradigma
              karitatif dan amal.

              Menurut Jokowi, peringatan Hari Disabilitas Internasional tahun ini harus jadi momentum untuk
              mengubah paradigam karitatif menjadi HAM. Jokowi mengaku, pemerintah ingin secara terus-
              menerus meningkatkan kesetaraan, kesempatan dan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.

              Pemerintah juga ingin menjamin akses pendidikan, kesehatan dan pekerjaan, serta membangun
              infrastruktur  yang  aksesibel  dan  bebas  hambatan  bagi  disabilitas.  Untuk  mendukung  hal
              tersebut,  Jokowi  meneken  sejumlah  aturan  seperti  peraturan  pemerintah  (PP)  tentang
              penyelenggaraan kesejahteraan sosial bagi penyandang disabilitas.

              Berikutnya, PP tentang perencanaan, penyelenggaraan dan evaluasi terhadap penghormataan,
              perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas, PP tentang akomodasi yang layak
              bagi peserta didik penyandang disabilitas, serta PP tentang akomodasi yang layak dalam proses
              peradilan.




















                                                           95
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101