Page 183 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 AGUSTUS 2021
P. 183

Menaker Ida berharap, pada masa akan datang tidak ada lagi PMI yang bekerja di sektor informal
              dengan mengandalkan low skill.
              Hal tersebut telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan
              Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI).

              Menurut Menaker Ida, pekerjaan di sektor informal sering mengalami masalah seperti gaji tidak
              dibayar, pemutusan hubungan kerja (PHK), dan kasus hukum lain.

              Oleh karenanya, Menaker Ida memaparkan empat pandangan strategis, meliputi isu kesehatan
              PMI, pengawasan dalam menjamin kesehatan fisik dan mental, jaminan sosial, dan penyediaan
              pusat perlindungan PMI di negara penempatan.

              Terkait isu kesehatan PMI, Menaker Ida menyampaikan, berdasarkan UU PPMI, setiap Calon PMI
              (CPMI)  harus  sehat  jasmani  dan  rohani  yang  dibuktikan  dengan  surat  keterangan  sehat
              berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan fisik dan psikologis.

              Adapun untuk isu pengawasan pemerintah dalam hal kesehatan fisik dan mental, UU PPMI Pasal
              21 telah memuat bentuk-bentuk perlindungan terhadap PMI selama bekerja.

              Selanjutnya,  isu  mengenai  jaminan  sosial  juga  telah  diatur  dalam  Peraturan  Menteri
              Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 18 Tahun 2018 tentang Jaminan Sosial Pekerja Migran
              Indonesia.

              “Dalam Permenaker Nomor 18 Tahun 2018, disebutkan bahwa jaminan sosial ketenagakerjaan
              yang dilaksanakan oleh BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan tiga program,” jelas Menaker
              Ida, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Sabtu (14/8/2021).

              Ketiga program yang dimaksud tersebut adalah program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan
              Kematian, dan Jaminan Hari Tua.

              Lebih lanjut, Menaker Ida memaparkan, untuk isu terkait penyediaan pusat perlindungan PMI di
              negara penempatan, pada prinsipnya telah dilaksanakan oleh perwakilan Republik Indonesia (RI)
              di negara penempatan.

              “Perwakilan RI di negara penempatan, khususnya yang memiliki Atase Ketenagakerjaan, telah
              membuka layanan pelindungan PMI,” katanya.
              Adapun layanan yang diberikan antara lain layanan pengaduan, layanan pendampingan atau
              advokasi,  layanan  penyelesaian  permasalahan,  dan  layanan  lain  yang  bertujuan  untuk
              menunjang optimalisasi pelindungan PMI di negara penempatan.

              Dalam acara CID yang bertemakan “PMI di Masa Covid-19: Tantangan, Kontribusi, dan Harapan”
              tersebut, Menaker Ida juga mengapresiasi Komunitas Diaspora Indonesia yang selama ini ikut
              serta merangkul PMI.

              Menaker Ida menekankan, pemerintah memiliki komitmen kuat untuk melindungi kepentingan
              CPMI atau PMI beserta keluarganya.


              Komitmen tersebut akan dilakukan dengan terus mengupayakan terwujudnya pemenuhan hak
              CMPI atau PMI di setiap kegiatan penempatan, yaitu sebelum, selama, dan setelah bekerja di
              luar negeri.





                                                           182
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188