Page 56 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 DESEMBER 2021
P. 56

Sejatinya pemberlakuan UM memang pantas untuk buruh yang belum berkeluarga mengingat
              besaran upahnya jauh di atas garis kemiskinan. Artinya, bagi buruh lajang, upah yang diterima
              dapat memenuhi kebutuhannya, baik pangan maupun nonpangan.

              Di Jawa Barat, misalnya, UM 2022 tercatat Rp 1.841.487 (Kompas, 15/11/2021). Sementara
              garis kemiskinan per kapita/bulan pada Maret 2021 di provinsi itu Rp 427.402.

              Namun, bagi buruh yang berkeluarga, faktor kecukupan UM untuk memenuhi kebutuhan hidup
              bergantung pada jumlah anggota rumah tangga (ART). Pada kasus di Jabar, upah minimum Rp
              1.841.487 hanya cukup untuk empat orang, yaitu buruh dan istrinya serta dua orang anak yang
              tidak bekerja.

              Sementara untuk buruh dengan ART lima orang atau lebih dengan ART lainnya tak bekerja,
              hampir dapat dipastikan buruh dan keluarganya berstatus miskin.

              Kehidupan  buruh  dengan  ART  yang  banyak  memang  bisa  terbantu  jika  perusahaan
              memberlakukan  sistem  pengupahan  berbasis  struktur  dan  skala  upah.  Buruh  dengan  ART
              semakin banyak diperkirakan memiliki pengalaman bekerja yang semakin lama di perusahaan
              sehingga patut memperoleh upah yang kian besar.

              Namun, pemberlakuan struktur dan skala upah dalam suatu perusahaan cukup sulit dikontrol
              pelaksanaannya.

              Hal ini mengingat dalam kepatuhan membayar UM sekalipun ditengarai belum dipatuhi semua
              perusahaan.  Pandemi  Covid-19  memang  menyebabkan  dampak  buruk  terhadap  sebagian
              perusahaan,  sementara  sebagian  perusahaan  lain  justru  menunjukkan  kinerja  baik.  Hal  ini,
              antara lain, tecermin dari disparitas pertumbuhan antar-sektor atau lapangan usaha.

              Berdasarkan rilis (5/11/2021) tentang pertumbuhan ekonomi triwulan III-2021, terlihat bahwa
              hanya  lapangan  usaha  transportasi  dan  pergudangan  serta  lapangan  usaha  penyediaan
              akomodasi dan makan minum yang tumbuh negatif.

              Lapangan usaha transportasi dan pergudangan tumbuh minus 0,72 persen, dan lapangan usaha
              akomodasi  dan  makan  minum  tumbuh  minus  0,13  persen  pada  triwulan  III-2021  terhadap
              triwulan III-2020 (yoy).

              Sebaliknya, lapangan usaha lain tumbuh positif. Bahkan, lapangan usaha jasa kesehatan dan
              kegiatan  sosial  tumbuh  14,06  persen,  dan  lapangan  usaha  pertambangan  dan  penggalian
              tumbuh 7,78 persen, jauh di atas pertumbuhan agregat sebesar 3,51 persen pada triwulan II1-
              2021 terhadap triwulan III-2020 (yoy).

              Sepatutnya,  buruh  yang  bekerja  pada  lapangan  usaha  atau  sektor  yang  tumbuh  positif  itu
              menerima  kenaikan  upah  yang  lebih  tinggi.  Namun,  hal  itu  tidak  bisa  dilakukan  mengingat
              formula  pengupahan  berdasarkan  PP  No  36/2021  tak  memberlakukan  sistem  pengupahan
              berdasarkan sektor. Meski demikian, sejumlah pihak menyarankan dibukanya ruang negosiasi
              untuk meningkatkan UM, terutama pada perusahaan yang berkinerja baik.

              Kompensasi

              Namun, jika ternyata UM memang sulit dinaikkan karena jika dipaksakan naik dikhawatirkan
              akan  menurunkan  animo  perusahaan  menambah  pekerja  baru  dan  meningkatkan
              pengangguran,  pemerintah  sepatutnya  tidak  membiarkan  buruh  terpuruk  dengan  upah  riil
              menyusut. Sebab, dengan upah riil menyusut atau menjadi rendah, daya beli buruh menurun
              dan berpotensi menjadi miskin.



                                                           55
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61