Page 162 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 AGUSTUS 2021
P. 162
Penyidikan kasus TKW Siti Sulikah dilakukan setelah polisi mendapatkan informasi gaji buruh
migran yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Malaysia itu tidak dibayar utuh selama
setahun.
Kasat Reskrim Polres Madiun, AKP Ryan Wira Raja Pratama dikonfirmasi Kompas.com, Senin
(9/8/2021) pagi menyatakan, polisi sudah menyidik kasus ini.
Polisi mengaku, sudah memeriksa perekrut dan penyalur (perusahaan) Siti Sulikah ke luar negeri.
"Perekrut dan penyalur sudah kami periksa. Kami tinggal memeriksa pihak Badan Perlindungan
Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Madiun," kata Raja.
Polisi juga telah memeriksa saksi korban hingga pihak-pihak terkait keberangkatan korban.
Berbagai dokumen yang dihilangkan usai diberangkatkan keluar negeri pun sudah disita polisi.
Raja menuturkan, keterangan pihak BP2MI menjadi penting untuk menjerat pelaku dalam kasus
ini. Pasalnya dalam kasus ini banyak dugaan tindak pidana yang ditemukan polisi.
Sampai saat ini dugaan pidana yang ditemukan dalam kasus TKW Sulikah di antaranya
perdagangan orang, penipuan, pemalsuan dokumen ketenagakerjaan.
"Untuk pidananya kami ambil yang paling memberatkan dan tinggi hukumannya," kata Raja.
Mantan Kasat Reskrim Polres Magetan ini mengatakan, usai memeriksa pihak BP2MI sebagai
ahli, penyidik akan menetapkan tersangka.
Ia menambahkan kasus ini menjadi atensi publik dan akan dituntaskan secepatnya.
"Kasus ini kami tuntaskan secepatnya karena saat ini kami sudah melangkah 50 persen lebih,"
demikian Raja.
Diberitakan sebelumnya, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, begitulah nasib Siti Sulikah (22),
tenaga kerja wanita asal Desa Nglanduk, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Perempuan berusia 22 tahun itu harus menderita selama setahun bekerja sebagai asisten rumah
tangga di Malaysia.
Kesedihannya makin bertambah karena gaji yang diterima tak utuh dalam setahun.
Ibu satu anak ini hanya menerima dua bulan gaji. Bahkan, gaji yang diterima masih dipotong
lebih dari setengahnya.
“Selama saya kerja di Malaysia, baru dua kali saya terima gaji. Itu pun langsung dikirim ke ibu
saya. Jadi di sana saya tidak pernah sama sekali menerima gaji,” ujar Sulikah yang ditemui
Kompas.com, pekan lalu.
Saat hendak bekerja di negeri Jiran, Sulikah dijanjikan dibayar Rp 3,8 juta per bulan. Namun
kenyataannya ia hanya menerima Rp 1,7 juta per bulan.
Penderitaan Sulikah tak sampai di situ. Hampir setiap hari, ia mengaku dipukul majikannya
dengan beragam alat.
Majikannya pernah memukulnya dengan rotan, besi batangan, gagang sapu, hingga
membenturkan kepalanya ke tembok.
Akibat pukulan dari sang majikan, badannya lebam hingga kepalanya berdarah.
161