Page 142 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 DESEMBER 2020
P. 142

5 FAKTA SOAL KARTU PRAKERJA TERUNGKAP DARI SURVEI BPS

              Survei Angkatan Kerja ( Sakernas ) yang dilakukan Badan Pusat Statistik atau pada Agustus
              2020,  memvalidasi  efektivitas  program  Kartu  Prakerja  dalam  meningkatkan  keterampilan
              angkatan kerja Indonesia pada masa pandemi COVID-19.

              Sakernas secara rutin dilakukan BPS setiap bulan Februari dan Agustus. Untuk bulan Agustus
              2020, sampel yang digunakan mencapai 30.000 blok sampel atau sekitar 300.000 rumah tangga
              yang tersebar secara proporsional hingga level kabupaten/kota se-Indonesia.

              Kepala  BPS,  Suhariyanto,  mengatakan  pada  Sakernas  Agustus  2020  memang  ada  tambahan
              pertanyaan terkait dampak Covid-19, program Kartu Prakerja, dan persepsi mengenai program
              pemerintah terkait bantuan sosial.

              Adapun adalah program bantuan biaya pelatihan yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja
              ter-PHK,  pelaku  usaha  mikro-kecil  maupun  pekerja  aktif  yang  membutuhkan  peningkatan
              kompetensi.

              Berikut 5 Data yang diungkapkan dalam Sakernas BPS terkait Program Kartu Prakerja.

              Dalam Sakernas Agustus 2020, BPS memotret alasan para pendaftar Kartu Prakerja. Hasilnya,
              48,70 persen beralasan ingin meningkatkan keterampilan kerja.

              Sedangkan 27 persen pendaftar beralasan ingin mendapatkan uang saku insentif, 12 persen ikut
              teman  atau  hanya  coba-coba,  5,01  persen  untuk  mengisi  waktu  luang,  3,46  persen  karena
              pendaftaran gratis, dan lainnya sebanyak 2,13 persen.

              Meskipun program Kartu Prakerja sempat menuai kontroversi dan banyak orang skeptis dengan
              efektivitas pelatihan online, namun manfaatnya tak bisa dipungkiri.

              Sakernas BPS membuktikan jika 88,92 persen penerima Kartu Prakerja yang menyelesaikan telah
              pelatihan,  menilai  program  Kartu  Prakerja  telah  berhasil  meningkatkan  keterampilan  kerja
              mereka.

              "88,92 persen penerima manfaat merasa bahwa program ini dapat meningkatkan keterampilan
              kerja mereka," kata Kepala BPS, Suhariyanto.

              Meski pada saat disurvei pada bulan Agustus 2020 penerima Kartu Prakerja baru mencapai 50
              persen dari kuota tahun 2020, BPS mencatat bahwa penerima Kartu Prakerja telah tersebar di
              34 provinsi se-Indonesia. Penerima paling banyak ada di Jawa Barat (16,9 persen) dan paling
              sedikit di Papua Barat (0,08 persen).

              Adapun berdasarkan umur, sebanyak 37 persen berusia 18-24 tahun meskipun yang berusia di
              atas 60 tahun juga ada (0,46 persen). Sementara itu bila ditinjau dari pendidikannya, sebanyak
              91 persen pendidikan SMA/SMK ke atas.

              Sakernas  Agustus  2020  juga  memberikan  gambaran  distribusi  penerima  Kartu  Prakerja.
              Sebanyak  66,47  persen  penerima  Kartu  Prakerja  adalah  mereka  yang  bekerja.  Sedangkan
              pengangguran sebanyak 22,24 persen, dan Bukan Angkatan Kerja (BAK) sebanyak 11,29 persen.

              Kepala  BPS,  Suhariyanto,  menegaskan  meskipun  sebagian  besar  penerima  manfaat  Kartu
              Prakerja adalah mereka yang bekerja, bukan berarti program ini tidak tepat sasaran.

              Sebab,  mereka yang bekerja  ini  merupakan  pekerja  yang terdampak  pemotongan jam  kerja
              sehingga berimbas pada penghasilannya. "Pandemi pandemi COVID-19 ini berdampak pada 29
              juta pekerja. Sebanyak 24 juta di antaranya berkurang jam kerjanya. Jadi meski bekerja, income
              mereka memang sangat terbatas," ujarnya.
                                                           141
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147