Page 260 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 DESEMBER 2020
P. 260

LINDUNGI PEKERJA, PEMERINTAH TERUS PERBAIKI TATA KELOLA PENEMPATAN

              Untuk  dapat  mengimplementasikan  regulasi  yang  baik  dalam  penempatan  dan  pelindungan
              pekerja migran Indonesia ( PMI ), pemerintah terus memperbaiki tata kelola penempatan dan
              perlindungan. Adapun peraturan yang dimaksud adalah UU Nomor 18 Tahun 2017.

              Perbaikan  tata  kelola  yang  dilakukan  Kementerian  Ketenagakerjaan  (  Kemnaker  )  tersebut
              dilakukan pada sisi regulasi, program dan upaya penempatan PMI di luar negeri.

              "Saat ini, kita memiliki regulasi yang baik dalam penempatan dan pelindungan PMI, yaitu UU
              Nomor 18 Tahun 2017. UU ini tentu harus didukung dengan program dan upaya yang baik, agar
              UU  ini  dapat  diimplementasikan  dengan  baik,"  kata  Staf  Ahli  Menaker  Bidang  Ekonomi  dan
              Sumber Daya Manusia (ESDM), Aris Wahyudi.

              Hal itu diungkapkan Aris saat membuka Workshop "Penguatan Tata Kelola Penempatan Pekerja
              Migran Indonesia (PMI) melalui Optimalisasi Peran Pejabat Fungsional Pengantar Kerja, Pejabat
              Struktural Bidang Penempatan dan Petugas Desmigratif" di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah
              Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (7/12/2020).

              Aris menyebut, UU Nomor 18 Tahun 2017 sebagai regulasi yang baik, karena UU ini memiliki
              cita-cita agar PMI beserta keluarganya, agar benar-benar dapat terlindungi, baik pada masa
              sebelum bekerja, selama bekerja, dan setelah bekerja.

              Sedangkan  dari  sisi  program  dan  kebijakan,  Aris  menyebut  bahwa  dalam  beberapa  tahun
              terakhir,  Kemnaker  telah  membuat  sejumlah  upaya  perbaikan  tata  kelola  penempatan  dan
              pelindungan, misalnya program kerja sama luar negeri; Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA);
              Desa Migran Produktif (Desmigratif); dan pembentukan Satgas Pencegahan PMI Nonprosedural.

              "Pelindungan PMI harus dilakukan dari hulu sampai hilir, dari kampung halaman hingga pulang
              kembali ke kampung halaman. Untuk itu, program dan kebijakan ini harus bisa melibatkan semua
              stakeholder," jelasnya.

              Sementara itu Direktur Penempatan dan Pelindungan Tenaga Kerja Luar Negeri, Eva Trisiana,
              mengatakan, Kemnaker telah melakukan evaluasi internal dan masih menunggu hasil evaluasi
              terhadap  salah  satu  programnya,  yaitu  Program  Desmigratif.  Evaluasi  tersebut  tentang
              perbandingan desa yang ada intervensi Desmigratif maupun desa tanpa intervensi Desmigratif
              terkait tata kelola penempatan dan perlindungan PMI.

              Meski belum komprehensif, dari evaluasi awal, terlihat dua pilar desmigratif cukup dilakukan
              secara baik, yakni pilar layanan imigrasi dan usaha produktif.

              "Untuk community parenting dan koperasi ini perlu peningkatan karena di beberapa tempat ada
              yang belum tersentuh pliar tersebut," ujarnya.



















                                                           259
   255   256   257   258   259   260   261   262   263