Page 283 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 NOVEMBER 2020
P. 283
Hal tersebut disampaikan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Dr.Ida Fauziyah,Msi dalam
webinar dengan tema Tantangan Sistem Pendidikan Vokasi Terhadap Kebutuhan Industri dalam
rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-3 Polteknaker di Jakarta, Sabtu (21/11).
Sebagai keynote speaker, Menaker mengatakan dengan revolusi industri 4.0 dan dampak
pandemi covid-19, maka dibutuhkan transformasi ketenagakerjaan.
"Kemenaker telah menyiapkan strategi untuk tetap bisa berperan dalam proses link and match
di pasar kerja melalui pelatihan vokasi, yang dilakukan dengan lima cara," kata Ida Fauziyah.
Ia menjelaskan pertama, menganalisis dinamika permintaan dan penawaran di sektor
ketenagakerjaan. Kedua, penyiapan kompetensi baru melalui pelatihan kerja dan kebijakan triple
skilling yaitu skilling, reskilling, serta upskilling.Tiga, mengoptimalkan proses pemagangan untuk
menambah pengalaman kerja.
Selain itu, menurut Menaker, empat, peningkatan soft skill dan produktivitas pekerja, melakukan
redesain kurikulum dan metode dengan pendekatan human digital skill dan metode blanded
training.
"Kelima, mengoptimalkan proses kolaborasi antara dunia industri, lembaga diklat, kadin atrau
apindo, asosiasi untuk identifikasi kebutuhan kompetensi," paparnya.
Menaker berharap semua program yang dijalankan harus didukung oleh semua pihak dengan
kolaborasi dan komitmen yang baik.
Pentingnya pendidikan vokasi Sementara Plt. Direktur Politeknik Ketenagakerjaan, Elviandi Rusdi,
S.E, M.Hum, Ph.D mengatakan bahwa saat ini pendidikan vokasi memiliki tanggung jawab untuk
menghasilkan lulusan berkualitas yang terampil dan kompeten.
"Polteknaker sebagai penyelenggara pendidikan vokasional harus mampu memberikan kontribusi
melalui lulusan kompeten, kritis dan solutif, untuk menghadapi tantangan maupun peluang yang
ada," kata Elviandi.
Elviandi menegaskan bahwa Polteknaker dan selururh sivitas akademika akan terus melakukan
perubahan ke arah yang lebih baik melalui penyesuaian terhadap perkembangan pengetahuan
dan teknologi.
"Ke depan, Polteknaker akan memfokuskan pada upaya bidang pendidikan dan riset, kerjasama
dengan industri, lisensi produk penelitian serta penataan kampus yang memelihara kreativitas
sebagaimana visi dari institusi yaitu menjadi politeknik unggul dalam menghasilkan sumber daya
manusia (SDM) yang kompeten di bidang ketenagakerjaan," paparnya.
Sekjen Kemenaker Anwar Sanusi,PhD, juga menyatakan dukungan atas kegiatan yang dilakukan
Polteknaker yang menghadirkan narasumber Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan
Sakarinto,PhD.
Sementara itu, Wikan mengatakan yang dibutuhkan saat ini bukan hanya hard skill, tetapi soft
skill untuk menghadapi era disrupsi. Ia juga berharap Polteknaker dapat menciptakan SDM yang
mempunyai soft kill, hard skill, dan karakter yang berkualitas untuk meningkatkan kompetensi
(RO/OL-09).
282