Page 204 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2020
P. 204

positive - Tadjuddin Noer Effendi (Pengamat ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada) Kita
              akan bergerak pada transformasi yang akan lahirkan tenaga terampil maka ukurannya bukan
              upah minimum tapi kompetensi. Dengan demikian tahun 2045 Indonesia jadi negara maju dan
              bisa disegani dunia. Dan tenaga kerja kita jadi tenaga ahli yang tersebar di global



              Ringkasan

              Pengamat  Ketenagakerjaan  dari  Universitas  Gadjah  Mada  (UGM)  Tadjuddin  Noer  Effendi
              berharap  agar  implementasi  UU  Nomor  11  tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  (Ciptaker)  dapat
              terlaksana  dengan  baik,  hingga  mampu  mengantarkan  Indonesia  menjadi  negara  maju  dan
              leading di Asia Tenggara.

              Menurutnya, keberadaan UU Cipta Kerja dinilai terlambat. Seharusnya, regulasi tersebut sudah
              dijalankan  sejak  20  tahun  lalu  agar  saat  terjadi  perubahan  demografi  peluang  kerja  juga
              meningkat.  Dengan  adanya  bonus  demografi  yang  dimiliki  Indonesia,  maka  UU  Cipta  Kerja
              diharapkan mampu menyerap tenaga kerja sebesar mungkin.



              UU CIPTA KERJA AKAN MENGANTARKAN INDONESIA JADI LEADING DI ASIA
              TENGGARA

              Pengamat  Ketenagakerjaan  dari  Universitas  Gadjah  Mada  (UGM)  Tadjuddin  Noer  Effendi
              berharap  agar  implementasi  UU  Nomor  11  tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja  (Ciptaker)  dapat
              terlaksana  dengan  baik,  hingga  mampu  mengantarkan  Indonesia  menjadi  negara  maju  dan
              leading di Asia Tenggara.

              "Saya secara positif mengatakan bahwa ini akan terjadi lompatan yang luar biasa dalam upaya
              membentuk ekosistem investasi di tanah air. Ini harus benar-benar diimplementasikan dengan
              baik dan tentunya Perpres dan sebagainya bisa memasukkan unsur-unsur yang bersifat teknis
              dalam pelaksanaannya," kata Tadjuddin Noer dalam keterangannya, Rabu (23/12).

              Menurutnya, keberadaan UU Cipta Kerja dinilai terlambat. Seharusnya, regulasi tersebut sudah
              dijalankan  sejak  20  tahun  lalu  agar  saat  terjadi  perubahan  demografi  peluang  kerja  juga
              meningkat.  Dengan  adanya  bonus  demografi  yang  dimiliki  Indonesia,  maka  UU  Cipta  Kerja
              diharapkan mampu menyerap tenaga kerja sebesar mungkin.
              "Dari sudut pandang pembangunan dan ketenagakerjaan harusnya regulas ini sudah dilakukan
              sejak 20 tahun yang lalu. Kalau pada waktu itu ekosistem investasi ini sudah ada tidak akan
              terjadi kelambatan transformasi ekonomi Indonesia," ucapnya.

              Pakar Ketenagakerjaan ini yakin, UU Cipta Kerja ini sanggup mengantarkan Indonesia menjadi
              leading di Asia Tenggara, dimana saat ini kondisi negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand
              sudah  masuk  masa transisi  demografi  tahap  empat  dimana terjadi penurunan  kelahiran  dan
              pertambahan usia tua.

              "Maka besar harapannya agar omnibus law tersebut dapat diimplementasikan dengan baik ke
              depan hingga mampu membawa Indonesia menjadi negara maju di 2040 mendatang. Dari ruang
              lingkup  UU  Cipta  Kerja  sendiri  dinilai  merupakan  upaya  membentuk  ekosistem  investasi,"
              terangnya.
              Tadjudin juga mengatakan dari sisi ekonomi secara teoritis dan pengalaman negara berkembang
              dengan proses peralihan angkatan kerja dari sektor pertanian menuju ke industri dan kemudian



                                                           203
   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209