Page 74 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2020
P. 74

hak pekerja sebagaimana tercantum dalam UU, maka bisa terkena pidana dan bisa dipidanakan,"
              kata  Direktur  Riset  CORE  Indonesia  Piter  Abdullah  Redjalam  dalam  keterangan  tertulis  yang
              diterima di Jakarta, akhir pekan kemarin.

              Menurut  dia,  kelemahan  dari  UU  13/2003,  perusa-haan  yang  tidak  membayarkan  pesangon
              pekerjahanya bisa dituntut secara perdata. Kalau perdata, lanjut dia, prosesnya akan panjang
              dan beban yang timbul dari persoalan tersebut ada di pekerja. Ironisnya, kalau perusahaannya
              tetap tidak membayar maka akan dilakukan penuntutan secara perdata dan ironisnya, biayanya
              dibebankan ke pihak penuntut atau pekerja.

              Jika  dalam  UU  Cipta  Kerja,  pengusaha  yang  tidak  bersedia  membayar  pesangon  bisa  kena
              tuntutan pidana dan pengusaha akan berhadapan dengan negara. Artinya, negara ada di depan
              para pekerja, melindungi pekerja, berhadapan dengan para pengusaha. Pemerintah memberikan
              perhatian khusus kepada para pekerja yang terkena dampak PHK agar mendapatkan hak-haknya
              berupa pesangon dari perusahaan dan lembaga terkait.

              Direktur  Riset  CORE  itu memastikan,  UU  Cipta  Kerja  menjadi  angin segar  bagi  para pekerja
              karena  mampu  menjadi  solusi  dari  persoalan  pesangon  bagi  pekerja  yang  terdampak  PHK.
              Sehingga, memberikan kepastian pembayaran pesangon bagi pekerja di sektor apapun yang
              terdampak PHK. Meskipun jumlah pengkalian pesangonnya lebih kecil,dari 32 kali gaji menjadi
              25 kali gaji, tapi ini lebih pasti untuk melindungi hak pekerja.

              "Saya  pastikan  tidak  ada  yang  merugikan  pekerja.  Kenapa  tidak  merugikan,  karena  dibalik
              penurunan dari 32 kali gaji menjadi 25 kali gaji, ada kepastian bahwa itu akan terbayarkan. Mana
              yang  lebih  menguntungkan,  di  kasih  iming-iming  pesangon  32  kali  tapi  tidak  dibayar,  atau
              pesangon 25 kali gaji tapi pasti terbayar. Saya pasti milih yang 25 kali gaji," kata Piter.

              Mengutip data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) pada 2019 menyebutkan hanya 27
              persen  pengusaha  yang  memenuhi  pembayaran  kompensasi  sesuai  dengan  ketentuan  UU
              13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Sisanya, 73 persen tidak melakukan pembayaran kompensasi
              PHK sesuai dengan UU Ketenagakerjaan. Alasan perusahaan beragam dari mulai mengaku pailit
              sehingga tak sanggup membayar pesangon sampai pekerja mengundurkan diri.

              Bahkan,  laporan  World Bank  yang  mengutip  data  Survei  Angkatan  Kerja  Nasional  BPS  2018
              menyatakan 66 persen pekerja sama sekali tidak mendapat pesangon sesuai aturan, 27 persen
              pekerja  menerima  pesan-gonkurangdariyangseharusnya  diterima,  dan7  persen  pekerja  yang
              menerima pesangon sesuai dengan ketentuan. bari




























                                                           73
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79