Page 49 - 00. Buku Suplemen Pendidikan Pemilih Draf
P. 49
Aksesbilitas kepada media sosial yang tinggi mengakibatkan pemilih pemula banyak
mendapatkan informasi mengenai politik, namun tidak memiliki literasi politik yang
baik untuk menyaring informasi dengan benar. Keadaan inilah yang mengakibatkan
pemilih pemula menjadi kelompok yang rentan (Juditha, 2018). Pemilih pemula unggul
secara jumlah dan kemampuan aksesbilitas pada teknologi informasi, namun mereka
belum memiliki tingkat pengetahuan yang cukup untuk menjadikan mereka sebagai
pemilih cerdas dalam pemilu (Fitriyah et al., 2021).
Media sosial punya pengaruh besar terhadap pilihan politik generasi muda. Survei
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan bahwa 60,6% generasi Z
atau anak muda kelahiran 1995-2005 mengakses berita terkait politik melalui media
sosial.
Secara rinci, ia membagi 60,6% pemilih pemula yang mengakses berita politik melalui
internet itu dalam tiga kategori intensitas. Sebanyak 36% mengakses berita politik
melalui internet, namun jarang. Sebanyak 22,3% sering mengakses berita politik
melalui media sosial dan sisanya 2,3% sangat sering. Untuk itu, menurutnya penting
bagi pemerintah mengatasi peredaran berita atau informasi palsu (hoax) di media
sosial. Sebab, 16,8% pemilih pemula sering berdiskusi mengenai politik melalui media
sosial ataupun secara langsung. Persentase itu lebih tinggi dibanding pemilih usia di
atas 24 tahun, hanya 15,1% yang sering berdiskusi politik (Katadata.co.id)
SOSIOLOGI XII Suplemen Pendidikan 45
Pemilih