Page 2 - Modul Absorpsi New
P. 2
Jika tujuan utama operasi untuk menghasilkan larutan yang spesifik, maka solven
ditentukan berdasarkan sifat dari produk. Sebagai contoh : produksi asam hidroklorida.
Jika tujuan utama adalah menghilangkan kandungan tertentu dari gas, maka ada banyak
pilihan yang mungkin. Air, misalnya adalah solven yang paling murah dan sangat kuat
untuk senyawa polar.
Terdapat beberapa hal lainnya yang perlu kita pertimbangkan dalam memilih solven,
yaitu :
1. Kelarutan gas
Kelarutan gas harus tinggi sehingga meningkatkan laju absorpsi dan menurunkan
kuantitas solven yang diperlukan. Umumnya pelarut (solven) yang memiliki sifat yang
sama dengan bahan terlarut akan mudah dilarutkan. Jadi, minyak hidrokarbon, dan bukan
air, akan sangat baik digunakan untuk mengabsorpsi benzena dari gas-gas coke-oven,
misalnya. Jika gas larut dengan baik dalam fraksi mol yang sama pada beberapa jenis
solven, maka kita harus memilih solven yang memiliki berat molekul paling kecil,
dengan demikian kita akan dapatkan fraksi mol gas terlarut lebih besar. Jika reaksi kimia
terjadi dalam proses absorpsi, maka umumnya kelarutan akan sangat besar. Namun bila
pelarut direkover, maka reaksi tersebut harus dapat balik (reversible). Sebagai contoh,
kita dapat menggunakan etanolamina untuk mengabsorpsi hidrogen sulfida dari
campuran gas karena sulfida sangat mudah diserap pada suhu renda dan dengan mudah
dilecut (stripped) pada suhu tinggi. Sebaliknya, soda kaustik tidak kita gunkan walaupun
sangat mudah menyerap sulfida, karena ia tidak dapat dilecuti dengan operasi stripping.
2. Volatilitas
Pelarut harus memiliki tekanan uap yang rendah karena jika gas yang meninggalkan
kolom absorpsi jenuh dengan pelarut, maka akan ada banyak solven yang terbuang. Jika
diperlukan, kita dapat menggunakan cairan pelarut kedua, yaitu yang volatilitasnya lebih
rendah untuk menangkap porsi gas yang teruapkan (lihat gambar 1). Aplikasi bagian
rekoveri ini umumnya pada pengilangan minyak di mana terdapat menara absorpsi
hidrokarbon yang menggunakan pelarut hidrokarbon yang cukup volatil dan di bagian
atas digunakan minyak tak-volatil untuk merekoveri pelarut utama. Demikian juga halnya
dengan hidrogen sulfida yang diabsorpsi dengan natrium fenolat lalu direkoveri
pelarutnya dengan air.
Mengoperasikan Peralatan Absorpsi Page 2