Page 3 - PERTEMUAN 2
P. 3
5. Pendalaman dokumen ajaran gereja sebagai persekutuan yang terbuka.
Menyimak makna Gereja sebagai persekutuan umat dalam terang Kitab Suci.
(peserta didik membaca teks kitab suci di bawah ini).
Cara Hidup Jemaat
(Kis 4: 32-37; bdk 1Kor 12: 12-27)
32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak
seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi
segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tetang kebangkitan Tuhan
Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-melimpah.
34 Sebab tidak ada seorang pun yang berkekuranga diantara mereka, karena semua orang
yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualannya itu
mereka bawa, 35 dan mereka letakkandi depan kaki rasu-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada
setiap orang sesuai dengan keperluannya. 36 Demikian pun dengan Yusuf, yang oleh rasul-
rasul disebut Barnabas, artinya anak penghibur, seorang Lewi dari Siprus.
37 Ia menjual ladang miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakannya di depan kaki
rasul-rasul.
Setelah membaca tentang Ajaran gereja dan teks kitab suci di atas,jawablah
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Apa makna gambar model gereja yang pertama (gbr 1).
2. Apa manka gambar model gereja yang kedua (gbr2).
3. Apa bedanya antara model gereja institusional dan hierarkis-piramidal dan
gereja persekutuan umat Allah.
4. Apa pengaruh dari setiap model gereja tersebut?
5. Apa arti dari kata“Gereja”
6. Apa makna Gereja sebagai persekutuan yang terbuka menuurut dokumen di
atas?
7. Apa pesan dokumen tersebut untuk kehidupan Gereja Katolik saat ini?
8. Apa saja yang mmenarik dari cara hidup umat perdana yang dikisahkan di
atas?
9. Gambaran gereja model apa yang terungkap dari kisah tersebut?
10. Apakah cara hidup umat perdana itu dapat kita tiru secara harafiah/dalam
kehidupan sehari-hari? Mengapa?
Rangkuman:
1. Gereja umat Allah,model gereja Institusional HierarkisPiramidal.
Sebelum konsili vatikan II gereja mempunyai model/ bentuk institusional hierarkis
piramidal.
Para Hierarki ( Paus, Uskup, dan para tahbisan) menguasai umat.
Organisasi (lahiria) yang berstruktur piramidal.
Mereka memiliki kuasa untuk menentukan segala sesuatu bagi seluruh gereja. Sebaliknya
umat hanya mengikuti saja hasil keputusan hierarki (kaum tertabis).
Model ini cendruang “imam sentris” atau hierarki sentris” artinya hierarki pusat gerak gereja.
Gereja model piramidal cendrung mementingkan aturan, lebih statis dan saratdengan aturan.
Gereja sering merasa sebagai satu-satunya penjamin kebenaran dan keselamatan bahkan.