Page 21 - BULETIN 1231
P. 21

Revisi UU Nomor 10 Tahun 2009



               Diharapkan Hasilkan Tata Kelola


               Pariwisata Berkelanjutan





                               akil Ketua      2009 yang sudah dianggap tidak   atau penggantian terhadap UU Nomor
                               Komisi X DPR RI   optimal menjadi landasan kebijakan   10 Tahun 2009 tentang Pariwisata
                               Agustina Wilujeng  pariwisata Indonesia. “Kami, Komisi   tersebut, supaya arah dan jangkauan
                               Pramestuti      X DPR RI, memandang perlu revisi   pengaturan (menjadi) lebih kontekstual
               W berharap adanya                                               menyeluruh dan komprehensif,”
               revisi Undang-Undang Nomor 10                                   tuturnya.
               Tahun 2009 dapat menghasilkan                                      Walaupun proses sinkronisasi
               peta jalan tata kelola pariwisata                               aturan pariwisata bukan proses yang
               yang berkelanjutan. Selain demi   ISU (PARIWISATA               mudah, ia mengingatkan agar setiap
               mewujudkan pariwisata Indonesia   INDONESIA) ADA                elemen yang terlibat tidak menyerah
               yang unggul di mata dunia, baginya,                             untuk tetap memperjuangkan
               faktor revisi UU ini menjadi penting   BANYAK TAPI POTENSI      pariwisata Indonesia. “Ini tentu berat
               untuk memberikan kesejahteraan dan   (PARIWISATA                banget. Kalau kita tidak mulai sekarang,
               kepastian kepada pemerintah pusat,   INDONESIA) BANYAK          mungkin kita akan terlambat karena
               daerah, para pengelola wisata  dan                              generasi berikutnya tidak akan pernah
               masyarakat setempat.            BANGET. SEHINGGA,               tahu kalau kita memiliki kekayaan alam,
                  “Isu (pariwisata Indonesia) ada   KARENA BANYAK              budaya yang kaya raya, sejarah. Kalau
               banyak tapi potensi (pariwisata                                 (ada) pariwisata buatan akan merusak
               Indonesia) banyak banget. Sehingga,  (JADI) TERLIHAT            (potensi) itu semua,” tutup legislator
               karena banyak (jadi) terlihat kecil,   KECIL, (MAKA DIBUAT)     Daerah Pemilihan Jawa Tengah IV itu.
               (maka dibuat) biar rata semua, biar   BIAR RATA SEMUA,              ts/rdn
               semua target terpenuhi. Akhirnya,
               menjadi tidak fokus (pengelolaannya).   BIAR SEMUA TARGET
               Jadi sustainable ini membutuhkan   TERPENUHI. AKHIRNYA,
               energi yang sangat besar, kalau
               isunya banyak sekali,” ucap Agustina   MENJADI TIDAK FOKUS
               dalam Rapat Dengar Pendapat Umum   (PENGELOLAANNYA).
               (RDPU) dengan para Pakar Pariwisata
               di Ruang Rapat Komisi X DPR RI,
               Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu
               (18/1).                            Wakil Ketua Komisi X DPR RI
                                                  Agustina Wilujeng Pramestuti.
                  Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu
               menyampaikan bahwa Turki, Australia,
               dan Selandia Baru bisa menjadi
               contoh pengelolaan wisata karena
               sesuai potensi yang tepat sasaran
               dan tepat guna. Oleh karena itu,
               dirinya menyayangkan jika Indonesia
               memutuskan membuat pariwisata
        Scan QR   buatan.
        untuk berita
        selengkapnya  Sehingga, sebagai Ketua Panja
               Pariwisata, ia meminta dukungan dari
               sejumlah pakar pariwisata Indonesia    FOTO: DEP/PDT
               untuk merevisi UU Nomor 10 Tahun


                                                                                   Nomor 1231/V/I/2023  •  Januari 2023  21
   16   17   18   19   20   21   22   23   24