Page 158 - MODEL DESAIN BUSANA
P. 158
Periode berikutnya (1870-1890) ada perubahan pada mode busana menjadi
mode bustle, tournure, atau queen de paris. Mode bustle pada periode ini yaitu
busana perempuan yang pada bagian belakang di atas rok dalam, di bawah rok
luar, pas di bagian pinggang di bawah punggung ditempelkan bantalan, sehingga
membentuk cembung. Rok luar disusun pada konstruksi tersebut, sehingga
membentuk seperti tirai yang di draperi. Busana bagian atas terdiri dari jas ketat
yang bagian depan dilengkapi sederetan kancing (busana sehari-hari), sedangkan
untuk keperluan keluar rumah, seperti pergi ke pesta dengan busana bagian atas
tanpa lengan atau terbuka bagian lehernya (décolleté). Busana untuk laki-laki
mempergunakan jas yang dipadukan dengan pantalon yang bergaris, atau juga jas
panjang yang dipadukan dengan pantalon yang bercorak kotak-kotak. Untuk
musim panas mempergunakan semacam safari putih yang dilengkapi kerah tinggi,
dengan celana panjang tiga perempat (knickerbockers).
Pada dekade terakhir abad ke-19 (1890-1900), busana perempuan masih
bersifat romantic dan penuh elaborasi, yaitu menampilkan pinggang yang sangat
ramping (dengan memakai korset) dengan rok lebar, bagian atas dengan lengan
pof, memakai topi raksasa dengan dihiasi buah-buahan, bunga-bunga, atau
burung-burung, dan atribut lainnya yang terbuat dari sutera. Busana laki-laki telah
mantap ke kostum modern yaitu kemeja, pantalon lengkap dengan jasnya.
Selanjutnya, perkembangan busana berubah secara bertahap (gradual) dari
suatu waktu ke waktu berikutnya sampai sekarang ini. Perkembangan tersebut
dapat dilihat dari bentuk, garis, warna, corak, teksur, pola dan hiasan-hiasan dari
yang sederhana sampai dengan yang ekslusif. Perkembangan busana, terutama
busana wanita terlihat lebih berkembang bebas pada perang dunia pertama
(1914-1918), bahkan pada akhir abad ke 19. Pada akhir abad ke-19 Paris sudah
menjadi pusat mode dunia.
102