Page 70 - E-Modul Pembelajaran Final
P. 70
cairan anal, darah, dan ASI pada ibu yang positif HIV. HIV tidak akan menular
melalui keringat, air liur, maupun pada air seni (Irianto, 2014: 774-775).
Sebelum mencapai fase AIDS, seseorang yang telah terinfeksi HIV akan melalui
beberapa fase yaitu:
1) Fase Pertama (Masa Jendela/Window Period)
Masa awal seseorang terinfeksi HIV biasanya hanya muncul gejala-
gejala ringan seperti flu, sakit kepala, demam, dll yang terjadi selama beberapa
hari hingga minggu. Setelah itu, gejala akan mulai menghilang secara perlahan.
Pada fase ini antibodi terhadap HIV baru mulai terbentuk. Fase ini terjadi
sekitar 2-6 minggu.
2) Fase Kedua (Asimtomatik)
Pada fase ini seseorang yang telah terinfeksi tidak akan menimbulkan gejala.
Penderita akan terlihat sehat, tetapi virus HIV di dalam tubuh masih terus
melemahkan sistem kekebalan tubuh. Tahapan ini dapat berlangsung
beberapa tahun sekitar 2-10 tahun. Tanpa adanya tes pemeriksaan HIV,
penderita tidak akan tahu bahwa dirinya telah terinfeksi HIV. Pada akhir fase
ini, jumlah limfosit T akan menurun seiring dengan meningkatnya jumlah virus
di dalam darah.
3) Fase Ketiga (Simtomatik)
Pada fase ini gejala-gejala akan mulai muncul akibat dari penurunan sistem
kekebalan tubuh penderita. Gejala-gejalanya dapat berupa malaise,
penurunan berat badan, sariawan berulang, diare kronis, dll. Gejala-gejala
tersebut muncul dikarenakan adanya infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik
adalah infeksi akibat virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyerang
seseorang dengan kekebalan tubuh yang lemah. Contoh infeksi oportunistik
pada HIV adalah TB, PCP, toxoplasmosis, dll.
4) Fase Keempat (AIDS)
Fase keempat atau tahap terakhir pada infeksi HIV. Pada fase ini nilai
CD 4 sel-T sangat rendah berada dibawah nilai normal yaitu 200. Infeksi
oportunistik pada fase ini semakin parah dari fase sebelumnya. Fase ini juga
disebut dengan fase AIDS. Gejala-gejala yang menyertai fase ini yaitu diare
58