Page 51 - PDF Compressor
P. 51
mensistematiskan pengetahuan tentang kebudayaan yang
diteliti. Pengetahuan itu sendiri benar-benar didasarkan pada
sikap, pemikiran, atau bahasa yang dimiliki bersama oleh para
partisipan.
Sebuah studi kasus mungkin saja lebih terfokus pada
penggambaran terperinci tentang kasus yang diteliti, bukan
pada pengembangan tema kultural. Sedangkan studi kasus
lain mungkin saja menyeimbangkan laporan pada deskripsi
dan tema kasus yang diteliti.
Dalam etnografi realis, peneliti biasanya menyimpulkan
laporannya dengan mengutarakan isu-isu kritis yang menjadi
titik-tolak pelaksanaan penelitian, yang kemudian diikuti oleh
saran untuk tindak lanjut (call for action) dan pemaparan
tentang perubahan atau keuntungan yang telah diperoleh
peneliti dan para partisipan.
Contoh pendekatan etnografi, SDN Kasihan Bantul
ditunjuk oleh Kemdiknas melalui Dinas Pendidikan Dasar
Kabupaten Bantul sebagai sekolah rintisan pendididikan
karakter. Penunjukkan tersebut dilatarbelakangi oleh
beberapa alasan antara lain:
Keunikan Sekolah tersebut memiliki sejarah yang
panjang. Sampai sekarang bangunan-bangunan peninggalan
zaman Belanda masih berdiri dan digunakan untuk ruang
kegiatan belajar mengajar. Hal ini memiliki nilai sejarah.
Dalam bidang seni/karawitan, mempunyai prestasi dan
predikat yang menonjol sebagai wadah pelestarian budaya
adiluhung, mengembangkan seni pedalangan, gamelan Jawa/
karawitan dan permainan tradisional. Dianggap mampu
menguatkan penerapan nilai pendidikan karakter. Dalam
rangka mengembangkan budaya mengembangkan budaya
malu yang meliputi tujuh hal. Ketujuh budaya malu yang
dikembangkan adalah (1) malu datang terlambat/pulang
cepat, (2) malu melihat rekan sibuk melakukan aktivitas, (3)
42