Page 16 - FLIP E-MODUL TRANSFORMASI GEOMETRI SARAH
P. 16
KEBUDAYAAN
KALIMANTAN TENGAH
Sebelum mengenal pakaian yang dibuat dari kain, orang Dayak dahulu
menggunakan pakaian dari alam yaitu seperti dari kulit kayu yang di
sambung-sambung dan menggunakan getah untuk dijadikan benang.
Kulit kayu dipilih karena memiliki sifat kuat sehingga cocok juga untuk
digunakan sebagai pengikat atau penyambung. Kulit kayu yang bisa
digunakan untuk membuat pakaian adalah kulit kayu nyamu, erau, siren,
tengang, lonok, tamberan, dan lain lain. Selain kulit kayu, dahulu kulit
hewan juga dapat digunakan untuk menjadi pakaian, yaitu seperti kulit
macan, kulit beruang, dan lain-lainnya. Pakaian yang dibuatnya ini dihiasi
dengan bulu-bulu burung seperti burung haruei, tingang, dan lainnya.
Selain bulu-buluan pakaian ini juga dapat dihias dengan manik-manik
seperti pecahan kaca dan kerang-kerang.
Kain digunakan ketika adanya pendatang dari luar Kalimantan Tengah .
Hal ini dikarenakan saat itu pendatang membawa kain dan zat pewarna.
Sehingga pendatang melakukan perdagangan dengan menukar kain dan
zat pewarna yang dibawanya dengan hasil alam Kalimantan Tengah
seperti kulit kayu.
Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan Benny, seorang seniman
dan pembuat pakaian adat untuk tarian. Benny menjelaskan bahwa
pakaian adat Kalimantan Tengah awalnya masih menggunakan bahan
alami seperti kulit nyamu dan kulit lemba dengan memanfaatkan
pecahan kaca serta kerang-kerangan untuk membuat motifnya. Benny
juga menjelaskan bahwa pakaian adat yang ada di Museum Balanga
seperti Baju Beludru dan Baju Pengantin lainnya adalah baju yang sudah
dimodifikasi setelah mengenal dan adanya kain serta modifikasi ini
mengikuti perkembangan jaman salah saat itu.
E-Modul Transformasi Berbasis Etnomatematika | 3