Page 187 - Ebook Anak Guru Menggapai Impian_Zarius Rusli
P. 187
3. Hidup sebagai Pengantin Baru Di Rumah
Lajangan - Bunk House No D 5 Rumbai.
Dua minggu setelah pesta pernikahan, saya memutuskan
untuk membawa istri tinggal di rumah bujangan Bunk House.
Karena baru saja menikah, saya belum dapat perumahan keluarga.
Alasan utama saya untuk pindah adalah keinginan untuk hidup
berdiri sendiri, tidak tergantung kepada orang tua atau mertua.
Alasan lainnya adalah pertimbangan bahwa di rumah mertua cukup
ramai dengan adik-adik istri, karena mereka keluarga besar.
Kami tinggal di kamar lajangan yang hanya terdiri dari
satu kamar. Semua peralatan dapur yang kami siapkan sebelum
menikah, setelah dipakai, terpaksa disimpan dibawah tempat
tidur. Untuk makan malam, untuk sementara kami masih diminta
oleh ibu mertua untuk makan di rumah mereka. Jadi setiap sore,
sehabis kerja, saya dan istri ke rumah mertua. Jarak dari rumah
bujangan Bunk House ke rumah mertua kira-kira 2 KM. Biasanya
kami pakai motor Vespa. Motor Vespa ini saya beli sewaktu saya
dikirim training ke Singapore. Saat itu ada fasilitas karyawan untuk
boleh membawa kendaraan second-hand dari Singapore melalui
kapal yang biasa di charter perusahaan.
Pada suatu sore, kira-kira tiga bulan setelah menikah,
kami naik motor Vespa ke rumah mertua untuk makan malam. Istri
yang sedang hamil muda saya bonceng dengan motor Vespa.
Waktu sampai di tikungan dekat kantor Training Center, diluar
dugaan, saya diberi tahu oleh pengendara sepeda motor dari arah
berlawanan bahwa penumpang Vespa saya terjatuh dari. Waktu dia
beritahukan itu saya sudah kira-kira 25 meter dari tempat, dimana
istri saya sebagai penumpang sudah jatuh dan ketinggalan di
172