Page 23 - MODUL kelompok 1
P. 23

pidato  resmi,  ceramah  ilmiah,  perkuliahan,  dan  rapat  resmi.  Oleh  karena  itu,  kedua  ragam

               tersebut merupakan ragam ringkas dan lengkap.
               (1)  Ragam Lisan dan Ragam Tulisan

                   Suatu ragam bahasa dapat dibedakan jenis kesatuan dasarnya (Halim, 1998). Ragam bahasa
               dapat  dibedakan  menjadi  ragam  lisan  dan  ragam  tulisan.  Kesatuan  dasar  ragam  tulisan  ialah

               huruf.  Hubungan  antara  ragam  lisan  dan  ragam  tulisan  adalah  timbal  balik.  Hubungan
               perlambangan antara kedua ragam bahasa ini tidak jarang menimbulkan kesan bahwa, struktur

               lisan sama dengan struktur ragam tulisan. Dalam kenyataanya, kedua ragam tersebut berkembang

               menjadi dua sistem bahasa yang terdiri atas perangkat kaidah yang tidak semuanya sama. Hal ini
               berarti  bahwa,  kaidah  yang  berlaku  bagi  ragam  lisan  belum  tentu  berlaku  bagi  ragam  tulisan,

               kaidah yang mengatur menghilangkan unsur-unsur tertentu dalam kalimat ragam lisan, misalnya,
               bagi  ragam  lisan  tidak  berlaku  seluruhnya,  tetapi  diharuskan  terdapat  bentuk  kalimat  yang

               lengkap.
                   Dalam hubungan bahasa  Indonesia, perbedaan antara kaidah ragam lisan dan tulisan telah

               berkembang  sedemikian  rupa,  sesuai  dengan  perkembangan  bahasa  yang  berhubungan  dengan

               daerah dan antar suku di seluruh Indonesia selama berabad-abad (Teew, 1961; Halim 1998).
                 a.  Ragam Baku dan Ragam Nonbaku

                   Dalam pembicaraan penutur harus memperhatikan kepada lawan tuturnya, permasalahanya

               membahas  tentang  apa,  kapan,  dimana,  dan  bagaimana  suasananya.  Dengan  adanya
               pertimbangan seperti ini, maka terciptalah pemakaian ragam bahasa yang sesuai dengan fungsi

               dan situasinya.
                   Situasi  ketika  berada  di  perkantoran  untuk  bekerja,  dalam  bermusyawarah,  memimpin

               sebuah rapat resmi, dan lain-lain. Pada saat suasana seperti ini, seharusnya menggunakan ragam
               resmi  yang  biasa  dikenal  denga  istilah  ragam  baku.  Ragam  baku  juga  digunakan  dalam  surat

               menyurat  seacara  resmi  (formal),  administrasi  pemerintahan,  perundang  undangan  negara  dan

               dalam  karya  ilmiah.  Namun  sebaliknya,  jika  suasana  ini  terjadi  di  dalam  rumah  bersama
               keluarga, di tepi jalan, di pekan, dan lainya. Maka situasi ini merupakan situasi (informal) tak

               resmi. Ketika suasana saat ini seharusnya memakai   bahasa informal yang biasa dikenal dengan
               sebutan  nonbaku  (bahasa  tidak  baku).  Dengan  demikian,  pemakaian  bahasa  di  luar  suasana

               formal hanya berfungsi sebagai alat berkomunikasi dengan sahabat, anggota keluarga, dan antar
               pembeli semuanya dikelompokan ke dalam ragam tidak baku.




                                                                                                           18
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28