Page 451 - SPESIFIKASI UMUM 2018 DIRJEN BINA MARGA - PUPR
P. 451
SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)
aspal kecuali pada lokasi yang sempit di mana distributor aspal tidak praktis
digunakan, maka Pengawas Pekerjaan dapat menyetujui pemakaian
perlengkapan semprot tangan.
Distributor aspal harus dioperasikan sesuai grafik penyemprotan yang telah
disetujui. Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, tinggi batang semprot dan
kedudukan nosel harus disetel sesuai dengan ketentuan grafik tersebut sebelum
dan selama pelaksanaan penyemprotan.
b) Temperatur aspal keras pada saat penyemprotan untuk BURTU dan BURDA
tidak boleh bervariasi melebihi 10 ºC dari temperatur harga-harga yang telah
diberikan dalam Tabel 6.2.5.1).
Tabel 6.2.5.1) Rancangan Bahan Aspal Keras dan Temperatur Penyemprotan
1
Temperatur Udara Perbandingan Minyak Tanah Terhadap Temperatur
2
3
(ºC saat teduh) Aspal Pen. 80/100 Aspal Pen.60/70 Penyemprotan (ºC)
20,0 11 13 157
22,5 9 11 162
25,0 7 9 167
27,5 5 7 172
Catatan :
1. pph = bagian minyak tanah per 100 bagian volume aspal.
2. Temperatur penyemprotan yang sebenarnya harus berada dalam rentang ± 10 C dari nilai-
o
nilai yang telah ditentukan dalam tabel di atas.
3. Bilamana temperatur udara berada pada temperatur antara dari kolom satu di atas, maka
proporsi kerosen dan temperatur penyemprotan yang dipilih haruslah temperatur yang
terendah di antara keduanya. Perkiraan rentang perubahan temperatur saat pengukuran dan
penyemprotan harus diperkirakan sebelumnya.
c) Bilamana diperintahkan Pengawas Pekerjaan bahwa lintasan penyemprotan
bahan aspal selebar satu lajur atau kurang maka harus terdapat bagian yang
tumpang tindih (overlap) selebar 20 cm sepanjang sisi-sisi lajur yang
bersebelahan. Sambungan memanjang selebar 20 cm ini harus dibiarkan
terbuka dan tidak boleh diberi agregat penutup sampai lintasan penyemprotan
di lajur yang bersebelahan telah selesai dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar
tepi permukaan yang dibiarkan tetap terbuka ini mendapat semprotan dari tiga
nosel, sehingga mendapat takaran aspal yang sama seperti permukaan yang
lain. Lapis kedua BURDA harus mempunyai sambungan yang bergeser paling
sedikit 15 cm dari sambungan lapis pertama.
d) Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan yang
cukup kedap (kertas kerja). Penyemprotan harus dimulai dan dihentikan sampai
seluruhbahan pelindung tersemprot, dengan demikian semua nosel bekerja
dengan benar pada seluruh panjang jalan yang akan dilabur.
e) Distributor aspal harus mulai bergerak kira-kira 5 meter sebelum daerah yang
akan disemprot, sehingga kecepatan lajunya dapat dijaga konstan sesuai
ketentuan, agar batang semprot mencapai bahan pelindung tersebut dan
kecepatan ini harus dipertahankan sampai melewati titik akhir. Bahan
pelindung atas percikan aspal harus dikeluarkan dan dibuang sedemikian
hingga dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
f) Sisa aspal dalam tangki distributor setelah penyemprotan selesai harus dijaga
tidak boleh kurang dari 10% dari kapasitas tangki atau sebesar yang ditentukan
6 - 25