Page 557 - SPESIFIKASI UMUM 2018 DIRJEN BINA MARGA - PUPR
P. 557

SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)





                                          Faktor Pengembangan , %   Pasir Kasar
                                                                Pasir Halus


                                                              Pasir Sedang











                                                                     Kadar Air Agregat Halus, %
                                                  Gambar 7.1.3.1) Faktor Pengembangan Agregat Halus

                                        Catatan :
                                        Perkiraan Fineness Modulus (FM), sesuai SNI 03-1749-1990:
                                        1.  Pasir Kasar = 2,9 – 3,2;
                                        2.  Pasir Sedang = 2,6 – 2,9
                                        3.  Pasir Halus = 2,2 – 2,6

                                c)     Jika pengendalian temperatur menggunakan butiran es batu atau cara penyiraman
                                       agregat sebagai bagian dari sistem pendinginan maka kontribusi air tersebut harus
                                       diperhitungkan dalam koreksi penakaran air.

                         4)     Pencampuran

                                a)      Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan
                                        ukuran  yang  disetujui  sehingga  dapat  menjamin  distribusi  yang merata  dari
                                        seluruh bahan.

                                b)      Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang
                                        akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam
                                        setiap penakaran.

                                c)      Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan air yang telah
                                        ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum semen ditambahkan.

                                d)      Waktu pencampuran harus diukur pada saat semen mulai dimasukkan ke dalam
                                        campuran. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m  atau kurang
                                                                                                 3
                                        haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15
                                                                      3
                                        detik untuk tiap penambahan 0,5 m .

                                e)      Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual hanya diizinkan untuk beton
                                        non-struktural.


                  7.1.4         PELAKSANAAN PENGECORAN

                         1)     Penyiapan Tempat Kerja

                                a)      Penyedia Jasa harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton
                                        yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan




                                                                7 - 16
   552   553   554   555   556   557   558   559   560   561   562