Page 21 - Kelas_07_SMP_PPKn_Siswa_Neat
P. 21
B. Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara
Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II membuka kesempatan bagi
bangsa Indonesia untuk mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia atas
dasar prakarsa bangsa Indonesia sendiri. Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI
dibubarkan oleh Jepang. Sebagai gantinya dibentuklah Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang beranggotakan 21 orang. PPKI diketuai
oleh Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Moh. Hatta. PPKI yang dibentuk oleh Jepang
kemudian ditambah anggotanya menjadi 27 orang. Perubahan keanggotaan
PPKI memiliki nilai strategis karena PPKI murni dibentuk bangsa Indonesia
untuk mempersiapkan kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
kesan bahwa PPKI bentukan Jepang hilang. Coba kalian cari informasi lebih
lanjut siapa saja anggota PPKI, dari mana asal mereka, apakah keanggotaan PPKI
mencerminkan keterwakilan rakyat Indonesia ?
Pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya ke seluruh dunia. Keesokan harinya, tanggal 18 Agustus
1945 PPKI melaksanakan sidang. Hasil sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945
menetapkan 3 (tiga) hal:
1. Menetapkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Ir Soekarno dan Moh Hatta.
3. Membentuk sebuah Komite Nasional, untuk membantu Presiden.
Salah satu keputusan sidang PPKI adalah mengesahkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dalam Pembukaan Alinea
IV mencantumkan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara. Perubahan penting
dalam sidang ini yaitu perubahan rumusan dasar negara yang telah disepakati
dalam Piagam Jakarta.yaitu tujuh kata setelah Ke-Tuhanan, yang semula
berbunyi “Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dalam Sidang PPKI tersebut, Moh. Hatta menyatakan, bahwa masyarakat
Indonesia Timur mengusulkan untuk menghilangkan tujuh kata dalam
Piagam Jakarta, yaitu “... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya ...”. Usulan tersebut disampaikan sebagai masukan
sebelum sidang yang disampaikan oleh seorang opsir Jepang yang bertugas
di Indonesia Timur, yang bernama Nishijama. Dengan jiwa kebangsaan, para
pendiri negara menyepakati perubahan Piagam Jakarta. Dengan demikian, sila
pertama Pancasila menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 11