Page 63 - PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN Jilid 1
P. 63
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
7. Pasal 72 ayat (7) : Barangsiapa dengan ancaman pidana denda yang paling berat,
sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal paling banyak, sebagai salah satu upaya
25 dipidana dengan pidana penjara menangkal pelanggaran hak cipta, serta
paling lama 2 (dua) tahun dan/atau untuk melindungi pemegang hak cipta.
denda paling banyak Rp. 150.000.000,- E. Hak Atas Kekayaan Intelektual di Indonesia
(seratus lima puluh juta rupiah).
Di Indonesia, perlindungan terhadap Hak
8. Pasal 72 ayat (8) : Barangsiapa dengan Atas Kekayaan Intelektual sudah diberikan
sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal namun masih belum banyak yang
27 dipidana dengan pidana penjara memanfaatkannya. Terdapat dua jenis
paling lama 2 (dua) tahun dan/atau perlindungan terhadap HAKI di Indonesia,
denda paling banyak Rp. 150.000.000,- yaitu :
(seratus lima puluh juta rupiah).
1. Pelindungan Preventif
9. Pasal 72 ayat (9) : Barangsiapa dengan
Kebudayaan (seni dan budaya)
sengaja melanggar Pasal 28 dipidana
semakin disadari sebagai sebuah
dengan pidana penjara paling lama 5
fenomena kehidupan manusia yang
(lima) tahun dan/atau denda paling
paling progresif, baik dalam hal
banyak Rp. 150.000.000,- (seratus lima
pertemuan dan pergerakan manusia
puluh juta rupiah).
secara fisik ataupun ide/gagasan serta
10. Pasal 73 ayat (1) : Ciptaan atau barang pengaruhnya dalam bidang ekonomi.
yang merupakan hasil tindak pidana hak Karenanya banyak negara yang kini
cipta atau hak terkait serta alat-alat menjadikan kebudayaan (komersial atau
yang digunakan untuk melakukan non komersial) sebagai bagian utama
tindak pidana tersebut dirampas oleh strategi pembangunannya. Selanjutnya,
negara untuk dimusnahkan. dalam jangka panjang akan terbentuk
11. Pasal 73 ayat (2) : Ciptaan sebuah sistem industri budaya. Dimana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di kebudayaan bertindak sebagai faktor
bidang seni dan bersifat unik, dapat utama pembentukan pola hidup,
d i p e r t i m b a n g k a n u n t u k t i d a k sekaligus mewakili citra sebuah
dimusnahkan. Yang dimaksud dengan komunitas. Di Indonesia, poros-poros
“bersifat unik” di sini adalah bersifat seni dan budaya seperti Jakarta,
lain daripada yang lain, tidak ada Bandung, Jogja, Denpasar (Bali) telah
persamaan dengan yang lain, atau yang menyadari hal ini dan mulai membangun
bersifat khusus. sistem industri budayanya masing-
Ketentuan pidana tersebut di atas, masing. Meski dalam beberapa kasus,
menunjukkan kepada pemegang hak cipta industri budaya lebih merupakan
atau pemegang hak terkait lainnya untuk ekspansi daripada pengenalan
memantau perkara pelanggaran hak cipta kebudayaan, tetapi dalam beberapa
kepada Pengadilan Niaga dengan sanksi pengalaman utama,industri budaya
perdata berupa ganti kerugian dan tidak j u s t r u m e r a n g s a n g k e h i d u p a n
menutup hak negara untuk menuntut masyarakat pendukungnya. Industri
perkara tindak pidana hak cipta kepada budaya akan merangsang kesadaran
Pengadilan Niaga dengan sanksi pidana masyarakat untuk melihat kembali
penjara bagi yang melanggar hak cipta dirinya sebagai aktor penting
tersebut. Ketentuan-ketentuan pidana kebudayaannya.
dalam UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak 2. Perlindungan Represif
Cipta dimaksudkan untuk memberikan
56