Page 66 - kotasehat
P. 66
63
bertahan hidup, serta hidup dalam keterbatasan hingga kematian dengan
damai.
Masyarakat memiliki kultur sendiri terhadap keberadaan tenaga kesehatan
seperti perawat, pun perawat dalam menjalankan tugasnya menghadapi
masyarakat. Perawat akan memiliki kecenderungan untuk memaksakan atau
menerapkan kepercayaan, praktik, nilai, terhadap budaya orang lain atau
kelompok Iebih tinggi. Posisi lebih dari pada kelompok lain ini disebabkan
karena tenaga medis atau perawat di dalamnya merasa memiliki nilai dan
pengetahuan secara ilmu dan profesi sebagai ahli di bidangnya. Kondisi ini
disebut dengan cultural imposition.
Kondisi tenaga kesehatan yang disebut dengan cultural imposition kemudian
mendasari pemikiran Leininger untuk memaknai konsep paradigma
keperawatan transkultural sebagai cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-
konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan terhadap empat sentral
keperawatan yaitu manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan yang sesuai
dengan latar belakang budaya:
1. Manusia atau individu dan keluarga atau kelompok memiliki nilainilai dan
norma-norma yang diyakini dapat berguna untuk menetapkan pilihan dan
melakukan suatu tindakan. Manusia sebagai makhluk yang memiliki
kemampuan kognitif cenderung akan mempertahankan budayanya di
mana pun ia berada.
2. Kesehatan merupakan keseluruhan aktivitas klien dalam mengisi
kehidupannya yang terletak pada rentang sehat dan sakit. Kesehatan
sebagai suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya
digunakan untuk menjaga serta memelihara kondisi yang dapat diobservasi
dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang
sama, yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat sakit
yang adaptif.
3. Lingkungan merupakan keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Bentuk lingkungan
dibedakan menjadi tiga, yaitu fisik, social, dan simbolik.