Page 64 - kotasehat
P. 64
61
Sebagai contoh, seorang perawat mungkin mengetahui bahwa pasien
berpartisipasi dalam pengobatan tradisional, yang menggabungkan ritual
penyembuhan yang tidak biasa, atau mempromosikan konsumsi berbagai
ramuan nabati berdasarkan campuran dan diresepkan oleh penyembuh. Tanpa
memeriksa keyakinannya sendiri, perawat mungkin menilai praktik tersebut
sebagai tipuan primitif atau ilmiah tanpa memiliki petunjuk tentang makna
budaya atau simbolis. Sementara itu, pada hari berikutnya, perawat dapat pergi
ke sebuah layanan gereja yang mengenakan sebuah salib di lehernya, di mana
dia melafalkan liturgi aneh dan tidak masuk akal ke seorang pria yang
mengenakan jubah dan mengkonsumsi sedikit kue dan anggur dan
menyebutnya “tubuh dan darah penyelamatnya”. Bagi orang lain, hal ini bisa
tampak primitif, takhayul, atau bahkan palsu, namun bagi pasien, bisa jadi ritual
ini kaya dengan makna dan bahkan penyembuhan.
b. Penerimaan (Acceptane)
Dokter yang berpengalaman mungkin akan mengatakan kepada pasiennya
bahwa kunci penyembuhan adalah mencintai dan menerima diri sendiri. Hal ini
mengindikasikan bah«» penerimaan menjadi alat yang ampuh, tapi hal ini
menuntut solidaritas antara perawat dan pasien. Bagaimana pasien bisa
mencintai dan menerima diri mereka sendiri dengan cara yang mendorong
penyembuhan, jika perawat tidak bersedia mendorong adanya penerimaan
dalam segudang masalah dan kerumitan yang dihadapi pasien? Melalui
tindakan penerimaan yang sederhana, perawat bisa menjadi agen
penyembuhan, terlepas dari apakah mereka menyadarinya atau tidak.
Inilah premis dari teori keperawatan Margaret Newman,“Health as Expanding
Consciousness” dimana melalui kehadiran dan penerimaan perawat, pasien
menjadi diberdayakan selama masa paksaan atau kekacauan pribadi untuk
membuat perubahan yang mendorong harapan, kesejahteraan, dan semakin
mendorong tingkah kesehatan ke arah yang lebih baik. Dengan kata lain,
penyembuhan memiliki implikasi yang berarti yang melampaui definisi model
medis saat ini sebagai “tidak adanya penyakit”. Karena pasien dapat
mengartikulasikan kejadian kehidupan yang bermakna dan untuk didengar
tanpa penghakiman, dia menjadi lebih sadar atau “terbuka’ terhadap pola yang