Page 51 - EBOOK LKS IPS KELAS 5 SD
P. 51
dengan bukti, Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam.
Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase Info
dan Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh. Pada masa jayanya, Batu Aceh,
Merupakan bentuk
Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan itu, batu nisan yang
dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, pertama dan paling
khas dikembangkan
Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama adalah lada. Sebagai bandar dalam Islam
Indonesia Awal.
perdagangan yang besar, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas Batu nisan tertua
yang disebut dirham. Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan adalah nisan Sultan
Malik Al-Salih dari
tersebut. Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga Pasai berangka
tahun 1297.
merupakan pusat perkembangan agama Islam. Seiring perkembangan
zaman, Samudera mengalami kemunduran, hingga ditaklukkan oleh Majapahit sekitar
tahun 1360 M. Pada tahun 1524 M ditaklukkan oleh kerajaan Aceh.
2. KERAJAAN ACEH
Kerajaan Aceh terletak di tepi Selat Malaka yang
berpusat di Kutaraja, Banda Aceh. Berdiri pada
abad ke-16 dengan raja pertama Sultan Ali
Mughayat Syah (1514 – 1528). Karena Sultan Ali
Mughayat Syah wafat diganti putranya Salahudin
(1530 – 1537). Karena Salahudin tidak cakap,
kemudian digantikan adiknya yaitu Alaudin
Riayat Syah yang bergelar Al Qohhar. Sultan
Alaudin pernah bekerja sama dengan Turki di
Istambul. Sekitar 40 perwira Turki melatih tentara
dan mengajarkan cara membuat meriam di Aceh.
Ia memerintah tahun 1537 – 1568 M. Setelah
wafat, digantikan putranya Husain. Husain tewas
Gambar 4.2 Letak Kerajaan dalam perang saudara sehingga digantikan oleh
Aceh, sumber: google.image.com
Ali Riayat Syah.
Raja terkenal dari Aceh yang membawa ke zaman keemasan adalah Sultan
Iskandar Muda (1607 – 1636). Ia berhasil menaklukkan Johor, Pahang, dan Kedah.
Sepeninggal Sultan Iskandar Muda, digantikan Sultan Iskandar Thani. Pujangga terkenal
dari Aceh antara lain Hamzah Fausuri, Syamsudin Sumatrani, Nurudin ar Raniri, dan