Page 130 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 130

saudaranya. Data-data teks bermuatan feminisme pada novel ini dikaji dengan kritik

                        feminis ideologis dan kritik feminis ginokritik. Peneliti tidak berupaya mengkaji
                        semua data teks berunsur feminisme pada novel  ini (lihat tabel pada lampiran),

                        namun  kajian  dilakukan  pada  data-data  teks  yang  mewakili  citra  diri  tokoh

                        perempuan  dalam  karya  novel  ini.  Peneliti  juga  menggunakan  kritik  feminis
                        ideologi dengan analisis gender yang bersumber dari Fakih (2013), di antaranya

                        mengkaji persoalan ketimpangan gender, subordinasi gender, dan pelabelan gender
                        pada perempuan Asmat. Selain itu, peneliti mengkaji tulisan pengarangnya, Ani

                        Sekarningsih melalui kritik feminis ginokritik (Showalter, 1981) yang dapat dikaji

                        melalui biologi perempuan dan psikologi perempuan pada diri Teweraut. Ani bisa
                        menuliskan hal bersifat kodrati perempuan seperti pada saat Teweraut tengah dalam

                        kondisi hamil tua dan juga pada saat Teweraut tengah proses melahirkan. Begitu
                        pula  pada  kondisi  psikologis  Teweraut  yang  dipaksa  untuk  menikah  dengan

                        Akatpits oleh nDwi Desman. Ani dapat menjiwai gambaran pssikologis tentang
                        penolakan  batin  Teweraut  ketika  harus  menikah  dengan  Akatpits  yang  telah

                        memiliki 6 orang istri. Termasuk pula tentang kekecewaan Teweraut yang tidak

                        bisa berjodoh dengan Def, karena lelaki itu tengah berada di tempat jauh dalam
                        menyelesaikan sekolahnya. Digambarkan pula bagaimana membatinnya Teweraut

                        yang  tidak  bisa  banyak  berbicara  pada  ayahnya.  Aturan  budaya  patriarki
                        mengharuskan Teweraut dilarang membantah saat ayahnya memberikan wejangan

                        tentang jodoh terbaik untu Teweraut.

                             Citra  diri  tokoh  Teweraut  yang  diciptakan  Ani  Sekarningsih  dalam  novel
                        Namaku Teweraut terhubungan dengan jiwa feminis dalam diri Teweraut. Citra diri

                        Teweraut yang positif berdasarkan aspek sosial, fisik, dan psikis sebagai perempuan
                        dengan karakter yang cerdas, kritis, peka, taat, jujur, bemoral, mandiri, pantang

                        menyerah, bijaksana, dan bertanggung jawab.

                            Teweraut  dengan  karkaternya  yang  cerdas,  kritis,  terdidik,  dan  bijaksana
                        mencoba  berjuang  membebaskan  dirinya  dari  belenggu  budaya  patriarkhi.

                        Meskipun Teweraut sadar bahwa dirinya kerapkali tak berdaya dan masih sulit bagi
                        dirinya untuk mewujudkan segala harapan dan cita-citanya. Seperti dirinya yang







                                                                                                    124
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135