Page 145 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 145
novel ini berkisah dalam kurun waktu tahun 1980 hingga 2000-an. Sebagaimana
kondisi yang dialami Myrna dan anak-anaknya pada masa Orde Baru dan Zaman
Reformasi seperti pada teks … Terusterang, biaya sekolah anak-anakku di zaman
Orde Baru yang tidak surut di Zaman Reformasi (Sylado, 2002, hlm. 4). Latar sosial
dalam novel ini juga berkisah tentang kehidupan kaum borjuis hingga kaum
proletar, dan masyarakat akademik pada masa orde baru dan masa reformasi.
Novel ini bertemakan tentang kritik sosial. Berbagai persoalan sosial yang
dibumbui dengan kisah kasih di antara dua manusia yang saling memberi kekuatan
ketika mereka menghadapi beragam cobaan dan rintangan. Pengarang juga
mengungkapkan secara terbuka mengenai lika-liku dan sepak terjang kejahatan
seorang pengusaha besar pada masa orde baru. Pengusaha tersebut dalam mencapai
tujuannya selalu dilakukan dengan jalan menghalalkan segala upaya. Bahkan dalam
melancarkan aksinya, dirinya tak segan dengan melibatkan oknum aparat kemanan
beserta para penjahat kelas kakap yang masih ada di dalam penjara.
Judul novel Kerudung Merah Kirmizi oleh pengarangnnya diartikan sebagai
merah kotor. Sebagaimana yang diartikan oleh orang tua Myrna yaitu Emak dan
Bapak melalui teks, “Kalau bisa, pakailah kerudung ini saban Minggu.” Pinta
ibunya. “Ini cuma buat mengingat-ngingat saja, bahwa merah kirmizi (merah
kotor) adalah warna fiil manusia untuk harus hidup suci (Sylado, 2002, hlm.
195).Kemudian ayahnya menimpali perkataan ibunya tersebut dengan mengatakan,
“Merah kirmizi harus berubah jadi putih salju. Itulah makrifat yang menentukan
martabat.” (Sylado, 2002, hlm. 195).Dalam arti bahwa pada kerudung ini memiliki
mukjizat jika diberikan kepada orang yang telah memberi kita cinta, sehingga
warnanya yang merah dapat berubah menjadi putih. Putih di sini dalam arti kiasan,
sebagaimana dalam cerita ini dikisahkan bahwa kerudung yang diwariskan Ema
kepada Myrna harus diberikan kepada orang yang benar-benar Myrna cintai.
Dengan demikian, kerudung ini bisa memberi kekuatan atau mukjizat pada orang
yang memberi maupun yang diberi. Myrna akhirnya memberikan kerudung merah
kirmizi itu kepada Luc Sondakh. Judul novel ini juga sebagai simbol perlawanan
dari ketidakadilan sistem.
139