Page 186 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 186
karena telah menelantarkan dan menyiksa Leksi dan Mace. Meskipun Johanis
merupakan anaknya sendiri. Jalan hidup Mabel yang sulit dan keras membuat
Mabel menjadi perempuan yang tabah dan kuat. Mabel adalah sosok yang menjadi
contoh buat Leksi sekaligus sebagai kebanggan Leksi sebagaimana salah satu
gambaran Leksi tentang diri Mabel pada teks:
Kata Mabel jika seorang tamu berniat jahat, niat itu akan tercermin dari
sikap dan cara bicaranya. Begitupun sebaliknya. Dan kalaupun si tamu
ternyata lihai menyembunyikan niat jahatnya itu, keyakinan Mabel tetap bisa
mengendusnya. Meski tak pernah mau mengaku, aku tahu Mabel menguasai
sejenis ilmu gaib. Ilmu yang bisa membuatnya mengetahui isi hati dan kepala
orang lain, seperti mengetahui apakah telur itu busuk tanpa memecahkannya.
Percayalah (Thayf, 2009, hlm. 30).
Leksi memiliki dua binatang peliharaan yang setia. Mereka adalah Pum dan Kwee.
Pum seekor anjing yang sudah ada sejak Mabel kecil, sedangkan Kwee adalah
seekor babi milik Mace yang sudah mengikuti hidup Mace sejak remaja. Kedua
peliharaan mereka ini adalah hewan yang sangat setia terhadap ketiga majikannya.
Mabel sering memberi makan untuk kedua peliharaannya sebagaimana yang dibuat
untuk dirinya. Baik Pum maupun Kwee adalah saksi kehiduapan majikan mereka
dalam suka dan duka. Mereka berdua bisa saling berkomunikasi.
Mabel yang idealis, tegas dan kritis, membuat dirinya menjadi sosok
penentang berbagai bentuk ketidakadilan sosial seperti menyuarakan persoalan
pilkada yang hanya memberi janji-janji belaka pada rakyat dalam pemilihan
bupatisebagaimana pada teks:
“Orang-orang itu sadarkah tidak? Justru mereka yang bikin rakyat kecil
makin tertindas. Janji-janji saja. Omong kosong. Cih! Kalau benar mereka
mau bantu kenapa harus ada imbalannya? Kenapa pula harus tunggu sampai
pilkada selesai? Memangnnya mereka pikir perut ini bisa kenyang kalau diisi
angin?” (Thayf, 2009, hlm. 182).
Namun, terkadang keberanian Mabel bisa mengancam jiwa dan keselamatannya.
Di kampungnnya, beberapa orang membenci Mabel karena keberaniannya itu.
Mabel dikucilkan dan dibenci oleh sebagian besar masyarakat dan Mabel
menyadari hal itu, sebagaimana terdapat pada teks:
180