Page 167 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 167

REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA  157



               orang-orang Moor untuk segera meninggalkan benteng, sehingga orang bisa

               memastikan bahwa mereka membatalkan pengepungan. Akan tetapi ketika
               semua orang merasa senang, Martim  Correa  mengetahui bahwa  ini adalah
               suatu tipuan dan dia menyadarkan mereka agar meningkatkan pengawasan
               dan kewaspadaan  dengan mempertimbangkan bahwa musuh masih memiliki
               lima belas ribu pasukan, sementara pasukan Eropa hanya berkekuatan 350
               orang saja. Dari jumlah itu sebagian besar dalam kondisi sakit dan terluka,
               sehingga  mereka tidak  mungkin  diikutsertakan   dalam  mempertahankan

               benteng.  Ternyata  dugaan  Martim  Correa  itu  benar dan nasehat  terbukti
               manjur sehingga pada malam yang sama, dua jam sebelum fajar, benteng itu
               telah dikepung dari  semua sisi  oleh  delapan ribu pasukan terbaik musuh.
               Mereka diserang secara diam-diam. Saat itu yang bertugas jaga di benteng
               hanya sepuluh orang saja. Pertempuran berlangsung di mana-mana. Musuh
               melengkapi  diri dengan lebih dari tujuh ratus tangga yang terbuat dari bambu
               yang dengan mudah dan ringan dipasang dengan kokoh. Di kota ini tampak
               bahwa orang berjaga dan empat sisi benteng dibagi di bawah empat orang
               kapitan,  yaitu  Ayres  Coelho, Bastiao  de Sousa,  Martim  Correa  dan  Manoel

               Mendez de Vasconcellos sebagai penguasa atau  “capitao mor” laut Pacem.
               Orang-orang Moor yang telah memasang tangga mereka  bersiap menyerang
               dari segala sisi memanjat benteng dan dengan kegigihan yang mereka miliki,
               ditunjukkan  dalam    pertempuran  berlangsung  lebih  dari satu  jam.  Mereka
               mencoba menguasai bagian atas tembok, pasukan Portugis mendesak mereka
               dari tangga  ke bawah  sehingga  banyak  musuh terbunuh.  Berulang  kali
               rencana baru  disusun tanpa memberi kesempatan  sedikitpun  bagi  orang-
               orang Portugis  untuk beristirahat. Saat itu tujuh ekor gajah dikirim menuju

               sayap  Ayres  Coelho.  Semuanya  berjalan  bersama dengan gajah  ke tangga
               benteng,  sehingga tangga  yang terbuat  dari  kayu  yang tampaknya  sangat
               kuat patah dan gajah-gajah itu dipaksa masuk, meskipun ada perlindungan
               dari ranting pohon. Saat itu terjadi  keributan, karena pasukan pertahanan
               telah meninggalkan tangga, Bastiao de Sousa dan Martim Correa  pada saat itu
               meninggalkan posnya sehingga Ayres Coelho hanya bertahan dengan sebuah
               pistol pendek yang  dipegangnya.  Banyak  serdadu  yang dilengkapi  dengan
               tombak  yang  dilepaskan  dari pasukan  gajah  ini. Akan  tetapi  semua telah
   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172