Page 164 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 164

154     REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA



              bantuan dari raja Pahang. Perkawinan yang dilangsungkan dirahasiakan dan

              orang masih memperhitungkan  persahabatannya  dengan orang Portugis,
              sehingga Dom Sancho memuati  dua  kapal  untuk  dikirimkan  kembali  ke
              Malaka. Pada pagi hari ia melihat bahwa di sekitarnya telah dikelilingi oleh 35
              perahu bumiputera dari Bintan yang masuk melalui sungai. Secara membabi
              buta mereka menyerangnya sehingga dia dan saudaranya Dom Antonio dan
              30 orang Portugis terbunuh, sebelum mereka bisa melakukan perlawanan.


                 Kedua bersaudara ini adalah putra  Dom  Alfonso Enriquez,  penguasa
              Barbacena.  Peristiwa ini terjadi pada  awal  November. Dengan penipuan
              persahabatan  palsu  dan perahu yang  sama,  raja  Pahang  segera diketahui
              ikut menyerang  kapal-kapal  Portugis.  Raja Pahang telah berkhianat. Jorze
              d’Albuquerque  telah  mengirimkan  dua  junk  ke  Siam  untuk  mengambil
              perbekalan.  Nahkodanya adalah  Andre  de  Brito, yang berasal dari  India

              untuk mengelola perdagangan. Dalam perjalanan pulang dari Siam, dia ingin
              memasuki  pelabuhan  Pahang  tanpa  mengetahui  apa yang  menimpa  Dom
              Sancho. Karena orang tidak menduga adanya serangan mendadak, ia dijebak
              dan bersama semua awaknya dihabisi sampai habis.

                 Sungguh  menarik  bahwa  Jorze  d’Albuquerque  pada  tahun  itu  tidak

              mulai berpikir apa yang akan menimpa armada dan anak buahnya. Kerugian
              yang  disampaikan  mendorong  Laxamena  (mungkin  dari  kata  Laksamana),
              panglima armada raja Bintan sehingga dia memasuki pelabuhan Malaka dan
              dengan perahu-perahunya menyerang kapal  Simao d’Abreu, yang  kembali
              dari Maluku. Ketika tiga belas orang yang berada di atasnya bertahan dengan
              berani, dia melepaskan tembakan yang tidak bisa ditembus dengan bajanya;
              dia meluncurkan sebuah junk kosong yang berlabuh di pelabuhan itu, dan di
                                                              158
              sana membakarnya; kedua kapal ini terbakar habis.

                 Jorze d’Albuquerque ingin membalas dendam, karena sebagai ksatria dia
              memperhitungkan perlawanan yang dihadapinya oleh orang-orang yang tidak
              bersalah. Ia ingin menggunakan taktik musuh untuk menghadapi musuhnya
              sendiri. Dengan kapal-kapalnya ia ingin mencegah orang Portugis pergi dari
              158  PA. Tiele.  “De europeers in den Maleischen Archipel, deerde geleerte: 1541-1555, dalam BKI, tahun 1880,
                 jilid 28.
   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169