Page 177 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 177
REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA 167
dikenal sebagai pembuat kapal dan pelaut yang baik, yang pada suatu saat
berlayar sampai Madagaskar (dan membangun koloni di sana), membatasi
perdagangan lautnya pada kepulauan Nusantara dan lingkungan sekitarnya.
Perkapalan Arab, Gujarat dan tempat lain yang mendominasi perdagangan
samudera Hindia mencakup kapal-kapal samudera besar serta kapal kecil.
Akan tetapi kapal terbesarpun tidak dilengkapi dengan artileri, dan tidak ada
besi yang bisa digunakan untuk pembuatan haluannya. Oleh karena itu, kapal
mereka lebih lemah dibandingkan kapal perang dan kapal angkut (galleon)
Portugis yang harus mereka hadapi. 167
Cerita perjalanan lainnya yang menarik dalah perjalanan Duarte Barbossa
dari Lisabon. Naskah Portugis Duarte Barbossa diterbitkan dalam Colleçao
de noticias para a historica a geografia das naçoes ultramarinas que vivem nos
dominios Portuguezes, yang pada awal abad XVI tinggal di pantai Malabar. Ia
memberi keterangan penting pertama mengenai banyak koloni Jawa yang
berada di Malaka untuk mengelola perdagangan. Mengenai kondisi di Jawa, dia
keliru tetapi seperti yang dijumpai kemudian. Dalam laporan itu disebutkan
bahwa Sunda merupakan sebuah pulau yang terpisah dari Jawa, terletak di
jalan dari Jawa menuju Sumatera. Tentang Sunda ia hanya bisa berkata bahwa
daerah itu menghasilkan banyak lada, memiliki seorang raja sendiri dan banyak
mengirim budak ke Cina. Mengenai Jawa dia memiliki lebih banyak informasi.
Dia menyebut Jawa Besar dan di samping itu ada Jawa Kecil atau Çindoaba
(Sumbawa), mungkin seluruh rangkaian pulau kecil dari Bali ke Flores yang
dipisahkan oleh selat-selat kecil. Apa yang ia kisahkan mengenai perdagangan,
hasil-hasilnya, gaya hidup dan tradisi orang Jawa, pada umumnya mengandung
kebenaran. Akan tetapi apa yang disampaikan mengenai kondisi politik pulau
168
itu tampaknya tidak sesuai dengan waktu perjalanannya.
Meskipun raja-raja Islam sering bangkit melawan penguasa itu, namun
para pemberontak dapat ditaklukkan kembali. Kondisi ini berubah tatkala
167 Boxer. The Portuguese Seaborne Empire, hlm.43-45.
168 Menurut Barbosa, Jawa hanya ditinggali oleh orang kafi r, dan ia hanya menemukan orang Islam, yang ia
sebut sebagai orang Moor. Mereka tinggal di sepanjang pantai dan di pelabuhan laut. Mereka berada di
bawah raja-raja Islam yang mengakui kekuasaan tertinggi penguasa pulau itu yang masih kafi r, tinggal di
pedalaman dan memiliki kekuasaan besar, bernama Pate Udra (dalam Ramusio disebut Pale Udora; namun
dalam naskah asli Portugis terbaca nama itu seperti yang tercantum di sini. Sebagai ganti Cindoaba, Ramusio
menyebutnya Ababa). Boxer. The Portuguese Seaborne Empire, hlm. 249-250).