Page 24 - Kelas XII_Seni Budaya_KD 3.2
P. 24
Gambar 19. Patung Binatang Melata di pulau Samosir-Suku Batak
Sumber: www.gobatak.com/tag/patung-suku-pakpak
Kehadiran patung ini sebenarnya merupakan salah satu tujuan ritual
tentang harapan menjadi daerah subur. Patung binatang yang
digambarkan binatang melata dengan 4 buah puting susu ini menjadi
media konsentrasi meminta ‘kesuburan’ sebagai pasangan yang ingin
mendapatkan anak, daerah yang ingin dan mampu memproduksi hasil
bumi yang melimpah. Patung ritual ini sebenarnya juga ada di beberapa
daerah seperti di Toraja, dan pedalaman Kalimantan Tengah.
Perkembangan patung di Indonesia muncul kuat ketika bangsa India
memasukkan agama Hindhu dan Budha. Kepercayaan terhadap dewa
menyuburkan teknik mematung idealis, seperti patung yang ditempatkan
di candi maupun rumah pemujaan serta biara. Kejayaan kerajaan Hindu ini
menyebar dari Sumatra hingga Bali. Hal ini seiring dengan masa tradisi
tersebut sudah meluas dan berpindah kepada kerajaan. Beberapa upacara
keagamaan telah dibakukan dan patung merupakan bagian dari
berkehidupan maka seni patung menjadi lebih berperan terkait dengan
upacara adat. Masa penyembahan kepada dewa melalui mediasi patung
ini tidak berhenti sampai berganti periode, namun mulai bertambah
fungsinya. Kemudian, tradisi ini sudah mengakar dan kemudian dibakukan
oleh kerajaan, maka sebagian tradisi tersebut diangkat dan diresmikan
sebagai salah satu ritual kerajaan. Peran patung menjadi satu kesatuan
dengan tradisi kerajaan. Perkembangan seni di masa kejayaan kerajaan
semakin kuat dan muncul simbol-simbol budaya yang di stilisasi semakin
rumit serta diberi makna. Dua buah patung (gambar no 32 dan 33) adalah
produk masa kejayaan kesenian India di Indonesia (abad 7-12) ini
menghasilkan pahatan batu dengan idealisme simbol keagamaan.
2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN Page 20