Page 26 - Kelas XII_Seni Budaya_KD 3.2
P. 26

Gambar 22. Patung hias (ornamen) Dwi Nogo Rasa Tunggal, di Keraton
                                 Yogyakarta.
                                 Sumber:     ogjadankeraton.blogspot.com/2010/10/bedhoyo-dwi-nogo-
                                 roso-tunggal.
                                 Tradisi mematung yang masih berlangsung yang berkaitan dengan agama
                                 berada  di  daerah  Bali;  agama  Hindhu  masih  menganjurkan  pembuatan
                                 patung sebagai bagian dari ritual keagamaan. Mematung merupakan ritual
                                 untuk menghafal sifat Tuhan yang diibaratkan seperti membaca bagian
                                 tubuh  manusia  seperti  membaca  sifat  Tuhan.  Mata  dibuat  cerah
                                 menunjukkan Tuhan selalu melihat dan mengawasi gerak-gerik manusia,
                                 sehingga  manusia  jangan  berbuat  jahat,  telinga  yang  besar  berharap
                                 Tuhan bersedia mendengar, terdapat mata ketiga di antara mata kanan
                                 dan kiri merupakan simbol kekuatan melihat tanpa memandang, bagaikan
                                 antena yang dapat menangkap peristiwa manusia, serta masih banyak lagi
                                 yang ditunjukkan oleh asesori maupun properti patung.






















                                 Gambar 23. Patung Dewa Indra di Bali
                                 Sumber: www.thearoengbinangproject.com/patung-di-bali

                                 Patung Dewa Indra berada di Jl Raya Peliatan, Ubud; posisi tangan kiri lurus
                                 ke depan memegang gendewa dan tangan kanan siap memegang sebatang
                                 anak panah. Landasan berdiri Dewa Indra kepala gajah yang diapit oleh
                                 sepasang naga bermahkota dan kedua naga ekornya mengait membentuk
                                 lingkaran.  Setelah  modernisme  masuk  di  Indonesia,  secara  berturutan


                       2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN   Page 22
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31