Page 78 - Al Ashri edisi 44MP
P. 78

RENUNGAN

            Puasauasa
            P













                 alah satu sisi dari ajaran Islam adalah bahwa
                 kesulitan menyebabkan datangnya kemudahan
            Sdan kelapangan. Kemudahan dan kelapangan
            itu merupakan cermin dari sisi manusiawi ajaran
            Islam yang lain yaitu syari’at tidak membebani
            seseorang di luar batas kemampuannya.
               Masih  ingatkan  kisah  Qais  bin  Shirmah  Al-
            Anshari saat puasa Ramadhan? Kisah Qais ini
            merupakan contoh konkret bahwa syariat puasa
            sangat memperhatikan sisi manusiawi agar kewajiban
            itu bisa dilaksanakan tanpa memberatkan.
               Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Al-barra’
            bin Azib bahwasanya ia berkata:
               “Dahulu, para sahabat Nabi, jika seorang dari   diisi dengan qiyam Ramadhan, tilawah, tadarrus,
            mereka berpuasa, dan telah datang waktu berbuka,   mendengarkan kajian dan sebagainya. Payah
            tetapi ia tidur sebelum berbuka, ia tidak makan pada   memang, tapi hikmah di balik itu luar biasa.
            malam dan siang harinya hinga sore. Suatu ketika   Lihatlah Qais, sampai rela pingsan untuk
            Qais bin Shirmah Al-Anshari dalam keadaan puasa,   mendapatlkan gelar  muttaqin dengan shaumnya.
            sedang pada siang harinya bekerja di kebun kurma.   Tetapi di belakang hari, trilyunan muslim kemudian
            Ketika sedang datang waktu berbuka, ia mendatangi   merasa  ringan  melaksanakan  shaum  karena
            isterinya seraya berkata padanya: “Apakah engkau   pingsannya Qais menjadi sebab turun ayat hukum
            memiliki makanan?” ia menjawab: “tidak, tetapi   tentang puasa menjadi lebih ringan dikerjakan.
            aku akan pergi mencarikan untukmu.” Padahal        Lain para pakar kesehatan. Hikmah berlapar-
            siang  harinya ia sibuk bekerja, karena itu ia tertidur.   lapar dan haus shaum mereka nilai berdampak positif
            Kemudian datanglah isterinya. Tatkala ia melihat   bagi kesehatan. Mereka para pakar itu mengurai
            suaminya ia berkata: “Engkau merugi” (karena     bahwa shaum secara alamiah mengurangi tekanan
            aku tak mendapatkan makanan untukmu). Ketika     darah, mengurangi kadar diabetes, mengurangi
            sampai tengah hari, ia (Qais) pingsan. Maka hal itu   berat  badan,  mengurangi  resiko  stroke  dan  bisa
            diberitahukan kepada Nabi, sehingga turunlah ayat   sebagai terapi obat magh. Jadi memang selalu ada
            ini:                                             hikmah di balik syari’at Allah yang Agung. Jadi
            “Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa   tidak salah jika ada yang berkata bahwa puasa itu
            bercampur  dengan  isteri-isterimu.  ...”  [terjemah   menyehatkan.
            potongan ayat QS. Al Baqarah [2] : 187).           Dari media kita tahu, penyebab angka kematian
               Kisah Qais di atas menjadi asbab an nuzul ayat   tertinggi di Indonesia adalah karena stroke. Angka
            QS. Al Baqarah [2] : 187). Kemudian, bukan hanya   kematian karena diabetes mencapai 5,1 juta
            Qais,  para  sahabat  merasa  sangat  bersuka  cita   pertahun atau satu orang meninggal dalam enam
            karenanya menyusul kemudian turun ayat berikut:  detik karena diabetes menurut catatan tahun 2014.
            “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang    Pada akhirnya, syari’at yang Allah turunkan
            putih dari benang hitam, yaitu fajar ) [terjemah potongan  semuanya membawa hikmah bagi kehidupan
            ayat QS. Al Baqarah [2] : 187).                  manusia.  Tinggal manusianya, rela atau tidak di
               Syariat puasa berfungsi untuk menjadikan  atur oleh syari’at. Semoga puasa yang kita jalankan
            pelakunya dekat kepada Allah meskipun harus  bernilai di sisi-Nya dan bertabur hikmah.
            berpayah-payah menahan lapar, haus di siang
            hari dan hawa nafsu sepanjang waktu. Malamnya  Allaahu ‘lam. [Abdul]
            76       edisi 44isi 44

                     ed
   73   74   75   76   77   78   79   80