Page 13 - Demo

Sambutan Dewan Direksi
Pemegang Saham Yang Terhormat,
Pada permukaan perekonomian global, sementara harapan pemulihan di berbagai negara maju tetap tidak merata dengan beberapa negara berkembang masih berjuang dengan kondisi perekonomian yang menyedihkan ditimpa pengangguran yang tinggi dan lain-lain, seperti Inggris Raya yang meninggalkan Uni Eropa, pemulihan perekonomian dunia akan selalu merupakan tantangan besar. Dengan hasil yang tak terduga dari pemilihan umum di Amerika Serikat dan perubahan-perubahan pada kebijakan fiskal dan ekonomi Amerika Serikat dimana Pemerintah sekarang lebih proteksionis terhadap pasar domestik, secara pasti atau tanpa disadari memiliki dampak negatif pada perekonomian dunia. Meskipun demikian, perekonomian Indonesia akan selalu tetap tangguh sebagaimana yang telah terbukti sebelumnya mampu bertahan dalam berbagai kondisi perekonomian dunia karena memiliki fundamental perekonomian yang tertata baik.
Bagi perekonomian Indonesia, tahun 2016 adalah tahun yang cukup sibuk, ditandai dengan pemulihan bertahap dari kemerosotan ekonomi pada tahun sebelumnya. Dengan berbagai kebijakan ekonomi dan fiskal Pemerintah yang dirancang untuk meningkatkan investasi, seperti kemudahan untuk mendapatkan izin dan lisensi dengan membatasi atau memotong proses yang memutar untuk mempersingkat dan memfasilitasi perolehan izin dan lisensi, menyediakan berbagai insentif, salah satunya adalah program amnesti pajak dari Pemerintah, perekonomian dijadwalkan untuk pemulihan yang stabil dengan pertumbuhan PDB relatif baik sebesar 5,02 persen, laju inflasi yang lebih terkontrol sebesar 3,02 persen, dan nilai konversi Dollar Amerika Serikat ke Rupiah yang stabil. Meskipun secara keseluruhan daya beli belum pulih sepenuhnya, kemajuan perekonomian memberikan sedikit dorongan untuk sektor restoran cepat saji dimana Perseroan beroperasi.
Sebagaimana yang dapat diperhatikan, kebanyakan perusahaan yang beroperasi di sektor bisnis restoran cepat saji, seperti halnya Perseroan, terus-menerus melakukan pengembangan gerai untuk membuat kehadiran mereka dirasakan tidak hanya di daerah metropolitan, tetapi juga di daerah kabupaten, untuk memperkuat dan membangun jaringan restoran yang baik untuk memperoleh keuntungan dari skala ekonomi yang lebih luas. Dengan kondisi ini, ditambah dengan berkembang pesatnya gerai-gerai kuliner lokal, menciptakan persaingan yang sangat ketat dan hanya tergantung pada bagaimana Perseroan akan secara efektif menanggapi dan mengatasi tantangan dari nama-nama kuliner terkenal tersebut dan tetap mampu keluar sebagai merek paling dominan di pasar dan ramai dikunjungi.
Dalam menghadapi kondisi ini pada tahun 2016, Perseroan mencatat penjualan sebesar Rp. 4,99 triliun, terdiri dari penjualan makanan dan minuman sebesar Rp. 4,88 triliun dan konsinyasi penjualan CD sebesar Rp. 187,50 milyar dan mewakili pertumbuhan sebesar 8.39 persen melebihi total penjualan tahun sebelumnya sebesar Rp 4,60 triliun. Gerai baru yang dibuka selama tahun ini berjumlah 42 unit, dengan 7 gerai relokasi, sehingga menghasilkan total 35 pembukaan gerai baru dan memberikan total
Message from the Board of Directors
12
Dear Valued Shareholders,
On the global economic front, while the expected recovery of various developed countries remains uneven with some developed countries still struggling with pathetic economic condition beset with high unemployment and with others, like Great Britain leaving the European Union, the world economic recovery will always remain a huge challenge. With the unexpected outcome of the American election and the subsequent changes on the U.S. fiscal and economic policies with the present administration being more protectionist to their domestic front will surely or inadvertently have a negative impact on the world economy. Despite this world economic scenario, however, the Indonesian economy will always remain resilient as it has already proven this resiliency towards any untoward world economic outcome before by having a well-placed economic fundamentals.
As for Indonesian economy, year 2016 was quite an eventful year as it signaled a gradual recovery from the previous year's economic downturn. With various government economic and fiscal policies designed to boost investments, like the easiness in obtaining permits and licenses by truncating or cutting off the circuitous process in order to shorten and facilitate permit & license acquisition, providing a variety of incentives, and one of which is the tax amnesty program by the government, the economy is slated for a steady recovery with a relatively good GDP growth of 5.02 percent, a more controlled inflation rate of 3.02 percent, and a stable US Dollar to Rupiah conversion rate. Although, on the overall purchasing power has not fully recovered yet, the slight economic upturn provide a little boost to the QSR sector where the Company is operating.
It can be noted that most companies operating in the QSR sector of the business, like the Company, continuously embark in store development growth making their presence felt not only in metropolitan areas, but in secondary areas as well to strengthen and create a well-knit network in order to gain from wider economy of scale. With this scenario coupled with the booming local culinary outlets create a very tight competition, and it just depends on how the Company will effectively respond and address the challenge from well-known players and still come out as the most dominant and well-patronized brand in the market.
Against this foregoing conditions in 2016, the Company registered a top line sales of Rp. 4.99 trillion, consisting of food & beverage sales amounting to Rp. 4.88 trillion and consignment CD sales of Rp. 187.50 billion and representing a top line growth of 8.39 percent over the previous year's total sales of Rp. 4.60 trillion. New outlets opened during the year totalled 42 units, with 7 relocated outlets, thus generating 35 net new outlet openings and giving a total 575 store outlets in the network at the end of the year. Out of the 42 new