Page 84 - Demo

Perekonomian dunia pada tahun 2016 tetap menantang akibat beberapa peristiwa dan isu-isu penting, bukan hanya perekonomian di Eropa, tetapi juga di Amerika Serikat. Negara- negara di Uni Eropa yang masih berkutat dengan masalah-masalah perekonomian yang disebabkan oleh isu-isu imigran sehingga meningkatkan kesulitan pengangguran, dan kemunduran perekonomian penting lainnya di pasar Eropa adalah mundurnya Inggris Raya dari Uni Eropa, yang dikenal dengan Brexit. Amerika Serikat sebagai pelaku utama perekonomian dunia sangat dipengaruhi oleh perubahan mendadak dalam kancah politik yang dihasilkan dari pemilihan baru-baru ini di Amerika. Dengan kebijakan-kebijakan fiskal dan perekonomian yang baru oleh Pemerintah yang baru saja terpilih, yang umumnya dipandang sebagai melindungi pasar domestik Amerika Serikat, akan berdampak negatif pada pada pengaturan perekonomian dunia.
Skenario perekonomian Asia cukup stabil, dan meskipun ada juga pasang surutnya, namun kenaikan dan penurunannya tidak terlalu parah dan kurang dirasakan karena negara-negara Asia telah terbukti paling tahan terhadap fluktuasi perekonomian dunia atau dampaknya tidak terlalu berat meskipun perekonomian dunia merosot. Hal ini terutama berlaku di Indonesia dengan ketahanan yang telah terbukti baik di masa lalu dengan memiliki fundamental perekonomian yang lebih terstruktur. Pemulihan perekonomian sedikit dialami selama tahun ini sebagaimana digambarkan oleh Pemerintah dengan angka PDB sebesar 5,02 persen dan tingkat inflasi yang relatif rendah sebesar 3,02 persen dan kurs konversi Dollar Amerika Serikat ke Rupiah yang cukup stabil, ditutup pada kurs tengah sekitar Rp. 13.436 pada akhir tahun.
Melihat ke depan, kondisi perekonomian pada tahun 2017 nampaknya sangat menggembirakan sebagaimana tanda-tanda positif pada tahun 2016 diharapkan tetap berlanjut, namun tantangan dan risiko akan selalu ada. Aliran masuk modal dari amnesti pajak yang dimulai pada tahun 2016 dan masih terus berlangsung hingga kuartal pertama tahun 2017 pasti akan memberikan kontribusi terhadap dana yang dapat diinvestasi oleh Pemerintah, khususnya untuk menjamin kelangsungan beberapa proyek infrastruktur dan akan mengalir turun ke peningkatan konsumsi domestik. Dengan dukungan Pemerintah pada penanaman modal dalam negeri dan ekspor melalui beberapa langkah fiskal dan paket insentif dari Pemerintah, dan dengan melanjutkan peningkatan proses perizinan, perekonomian akan terus membaik melalui peningkatan investasi domestik dengan partisipasi aktif dari kementerian-kementerian utama dan Pemda.
Skenario yang kompetitif dalam bisnis restoran cepat saji Indonesia akan selalu ketat dan tangguh karena semua pelaku, termasuk pelaku yang terlibat dalam restoran tradisional, akan bersaing untuk mengisi perut konsumen. Mereka akan beralih ke berbagai inovasi hanya untuk mendapatkan porsi kunjungan konsumen. Namun demikian, bagi Perseroan sebagai pelaku nomor 1 dalam bidang restoran cepat saji, diuntungkan dari sebuah merek terkenal dan sering dikunjungi tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri akan terbukti mempunyai nilai tambah dan keuntungan yang positif dalam menghadapi pelaku lain dalam usaha ini. Namun, ini juga akan menjadi aspek negatif terutama jika Perseroan sudah merasa puas dan hanya akan mengandalkan kekuatan merek tanpa membuat pendekatan strategis dalam menghadapi tantangan.
The world economy in 2016 remained challenging as a result of several significant events and issues not just in the European setting but also in the US economic scene. Countries in the European Union were still grappling with economic problems brought about by the migrant issues thereby increasing unemployment difficulties, and another important economic setback in the European market is the withdrawal of Great Britain from the Union, famously called Brexit. The U.S., as a major player in the world economy was undeniably affected by the sudden change in the political set-up resulting from the recently concluded American Election. With the new fiscal and economic policies by the recently elected administration which were generally viewed as protective to U.S. domestic market will impact negatively the world economic setting.
The Asian economic scenario, however, was fairly stable, and even though there are also ups and downs, the upward and downward spikes are not too severe and less felt as most Asian countries have proven resilient to world economic fluctuations or the impactis not too heavy despite world economic downturn. This is particularly true in the case of Indonesia with a well-proven resiliency in the past for having a more structured economic fundamentals. Economic recovery was slightly experienced during the year as portrayed by the published government figures of GDP growth of 5.02 percent with a relatively low inflation rate of 3.02 percent and a fairly stable US to Rupiah conversion rate, closing at a midrate of around Rp. 13,436 at year end.
Looking forward, the economic outlook in 2017 appears very encouraging as the positive signs in 2016 are expected to continue on but challenges and risks will always be present. The capital inflow resulting from tax amnesty which started in 2016 and still continuing up to the first quarter of 2017 will definitely contribute to government investible funds most particularly to ensure continuity of several infrastructure projects and will trickle down to improved domestic consumption. With the government support on domestic investment as well as export through several fiscal measures and incentive packages from the government coupled with the continuing improvement on permit and licensing process, economy will continuously improvethrough increased domestic investment with active participation of key ministries and local government units.
The competitive scenario in the Indonesian QSR business will always be tight and tough as all players, including those engage in traditional restaurant formats will all be competing to fill the stomach of customers. They will be resorting to various innovations just to get a share of customers' visits. For the Company, however, being the no. 1 player in the QSR business benefitting from a well-known and frequently-patronized brand not just domestically but internationally as well will prove to be a plus factor and a positive advantage in facing the other players in the business.However, this will also be a negative aspect particularly if the Company already feels complacent and will just rely on the power of the brand without creating strategic approach in confronting the challenge.
83