Page 110 - Konferensi Pers Hasil Operasi Penindakan pada Produksi dan Peredaran Produk Ilegal di Kota Bandung dan Kabupaten Bogor
P. 110
Judul : Terungkap, 6 Merek Kopi Mengandung Parasetamol dan Obat Kuat
Temuan BPOM
Nama Media : Liputan6.com
Tanggal : 7 Maret 2022
Halaman/URL : https://www.liputan6.com/health/read/4903875/terungkap-6-merek-kopi-
mengandung-parasetamol-dan-obat-kuat-temuan-bpom
Tipe Media : Media Online
Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) menemukan
produk kopi mengandung bahan
kimia obat (BKO). Hasil operasi
penindakan terhadap sarana ilegal
yang memprduksi pangan dan obat
tradisional mengandung BKO di
Kota Bandung dan Kabupaten
Bogor pada Selasa, 22 Februari
2022 itu menemukan produk kopi
yang diduga mengandung BKO
Paracetamol dan Sildenafil.
Barang bukti kopi tersebut antara
lain: Kopi Jantan, Kopi Cleng, Kopi
Bapak, Spider, Urat Madu dan
Jakarta Bandung
Temuan tersebut berdasarkan
kegiatan penyelidikan,
pengawasan dan pemeriksaan yang dilakukan Kedeputian Bidang Penindakan Badan POM
bersama Balai Besar POM di Bandung dan Loka POM Kabupaten Bogor. Dari hasil operasi,
secara rinci ditemukan produk jadi berupa 15 jenis (5.791 pcs) pangan olahan mengandung
BKO dan 36 jenis (18.212 pcs) obat tradisional mengandung BKO.
Selain itu, ditemukan pula bahan produksi dan bahan baku berupa 32 Kg bahan baku obat
ilegal mengandung Parasetamol dan Sildenafil, 5 kg produk ruahan/bahan campuran setengah
jadi, cangkakng kapusl serta bahan kemas aneka jenis seperti alumunium foil untuk sachet,
karton, plastik, hologram, serta alat produksi sederhana.
Mengenai temuan produk mengandung Parasetamol dan Sildenafil, Kepala BPOM Penny
Lukito mengatakan bahan tersebut dilarang digunakan dalam obat tradisional dan pangan
olahan.
"Bahan Kimia Obat merupakan bahan yang dilarang digunakan dalam obat tradisional dan
pangan olahan. Bahan kimia obat seperti Parasetamol dan Sildenafil merupakan bahan yang
digunakan untuk produksi obat. Jika tidak digunakan sesuai aturan pakai (dosis), bahan kimia
obat ini dapat menimbulkan risiko tinggi dan efek samping yang dapat membahayakan
kesehatan,” jelas Penny dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (4/3/2022).