Page 83 - Konferensi Pers Hasil Operasi Penindakan pada Produksi dan Peredaran Produk Ilegal di Kota Bandung dan Kabupaten Bogor
P. 83

“Bahan Kimia Obat merupakan bahan yang dilarang digunakan dalam obat tradisional dan
                pangan olahan. Bahan kimia obat seperti Parasetamol dan Sildenafil merupakan bahan yang
                digunakan untuk produksi obat. Jika tidak digunakan sesuai aturan pakai (dosis), bahan kimia
                obat  ini  dapat  menimbulkan  risiko  tinggi  dan  efek  samping  yang  dapat  membahayakan
                kesehatan,” kata Kepala Badan POM, Penny K. Lukito pada Konferensi Pers di Jakarta, Jumat
                (04/03/2022).

                Penggunaan  bahan  kimia  obat  Parasetamol  dan  Sildenafil  secara  tidak  tepat  dapat
                mengakibatkan efek samping yang ringan, berat bahkan sampai menimbulkan kematian.

                Parasetamol dapat menimbulkan efek samping mual, alergi, tekanan darah rendah, kelainan
                darah,  dan  jika  digunakan  secara  terus-menerus  dapat  menimbulkan  efek  yang  lebih  fatal
                seperti kerusakan pada hati dan ginjal.

                Sedangkan Sildenafil dapat menimbulkan efek samping mulai dari yang ringan seperti mual,
                diare, kemerahan pada kulit, hingga reaksi yang lebih serius seperti kejang, denyut jantung
                tidak teratur, pandangan kabur atau buta mendadak, bahkan dapat menimbulkan kematian.

                “Nilai keekonomian barang bukti ini diperkirakan mencapai 1,5 miliar rupiah”, ungkap Kepala
                Badan POM.

                Badan POM sebelumnya telah melakukan pemantauan dan analisis terhadap penjualan online
                produk pangan olahan mengandung BKO dengan merek Kopi Jantan pada periode Oktober-
                November 2021.

                Hasil pemantauan tersebut menunjukkan penjualan produk tersebut memiliki nilai transaksi
                rata-rata sebesar 7 Miliar Rupiah setiap bulannya.

                Selanjutnya hasil operasi ini akan diproses secara hukum (pro justitia) yang mengarah pada 2
                (dua) orang pelaku produksi dan peredaran pangan dan obat tradisional ilegal. Pelanggaran
                yang dilakukan para pelaku tidak hanya terkait legalitas/ izin edar produk namun juga produk
                yang  membahayakan  kesehatan  masyarakat  karena  diproduksi  pada  sarana  ilegal,  tidak
                sesuai  dengan  cara  produksi  yang  baik  serta  menggunakan  BKO  yang  tidak  boleh
                ditambahkan pada pangan olahan maupun obat tradisional.

                Para pelaku yang memproduksi dan mengedarkan produk pangan ilegal mengandung bahan
                kimia obat ini dapat dipidana sesuai ketentuan Pasal 136 Undang Undang Nomor 18 Tahun
                2012 tentang Pangan dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda
                paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) serta Pasal 140 Undang Undang
                Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan sebagaimana telah diubah dengan Pasal 64 Undang-
                Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dengan ancaman pidana penjara paling
                lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

                Sedangkan  para  pelaku  yang  memproduksi  dan  mengedarkan  obat  tradisional  ilegal
                mengandung  bahan  kimia  obat  dapat  dipidana  sesuai  dengan  Pasal  196  Undang-Undang
                Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dengan ancaman pidana penjara paling lama 10
                (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) serta Pasal
                197 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan sebagaimana diubah dengan
                Pasal 60 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dengan ancaman pidana
                penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu
                miliar lima ratus juta rupiah).
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88