Page 101 - Kick Off Meeting dan Simulasi Uji Klinik Vaksin COVID-19
P. 101

Terkait efek samping vaksin dari Sinovach Biotech itu, katanya, memang sejumlah
                 subjek di antaranya ada yang mengalami diare, demam, atau pnemunoia. Namun
                 setelah ditelusuri, gejala tersebut tidak berkaitan dengan pemberian vaksin.

                 Sebelumnya,  Manajer  Lapangan  Uji  Klinis  Vaksin  Covid-19,  Dr  Eddy  Fadlyana,
                 mengatakan  Unpad  diberi  kepercayaan  melakukan  uji klinis  karena  sudah
                 mempunyai  pengalaman  dan  berkiprah  di  bidang  vaksin  lebih  dari  20  tahun.
                 Penelitian ini pun akan dilaksanakan di Kota Bandung dan akan melibatkan warga
                 Bandung Raya.

                 "Sesuai dengan protokol, jumlah subjek adalah 1.620 orang yang berusia antara 18
                 sampai 59 tahun. Ini usia produktif. Dengan subjek sebanyak 1.620 orang, penelitian
                 ini akan dilakukan di kota Bandung," kata Eddy di Rumah Sakit Pendidikan Unpad,
                 Kota Bandung, Rabu (22/7).

                 Di Kota Bandung, katanya, terdapat enam site penelitian atau tempat pelaksanaan
                 pengujian  tersebut,  yakni  di  Rumah  Sakit  Pendidikan  Unpad  di  Sukajadi,  Balai
                 Kesehatan  Unpad  di  Dipati  Ukur,  kemudian  empat  puskesmas  di  Puskesmas
                 Garuda, Puskesmas Dago, Puskesmas Sukapakir, dan Puskesmas Ciumbuleuit.
                 "Kemudian bagaimana cara merekrut subjek yang 1.620 ini, kami akan melakukan
                 sosialisasi  ke  masyarakat.  Apakah  dalam  bentuk  pengumuman  langsung  atau
                 menyebarkan  leaflet  apabila  ingin  menjadi  sukarelawan,  menjadi  subjek,  bisa
                 menghubungi ada nomor teleponnya nanti," katanya.

                 Sebelum pengumuman itu pun, dibuat, katanya, saat ini juga sudah banyak yang
                 menginginkan  menjadi  sukarelawan  untuk  mendapatkan  imunisasi  Covid-19,  di
                 antaranya adalah dari sejumlah rumah sakit di Jakarta.

                 Namun demikian, katanya, hal ini hanya untuk warga Bandung Raya supaya lebih
                 mudah koordinasi dan pengaturannya.

                 Di enam tempat penelitian itu, Eddy mengatakan pihaknya juga sudah melakukan
                 pelatihan-pelatihan dengan membuat tim berjumlah sekitar 30-40 orang.

                 Pihaknya  merekrut  dokter  umum,  dokter  penyakit  dalam,  dokter  penyakit  anak,
                 kemudian keahlian keahlian lainnya sesuai dengan kebutuhan penelitian.

                 "Vaksin ini terbuat dari virus yang sudah dimatikan. Tetapi virus yang dimatikan itu
                 masih mempunyai daya untuk membuat antibodi, sehingga kalau diberikan kepada
                 orang-orang yang sakit berat, ini tidak akan berbahaya. Berbeda Kalau vaksinnya
                 yang hidup dilemahkan. Kalau kondisi seseorang itu sedang menurun, maka virus
                 yang lemah itu bisa menjadi aktif," katanya.

                 Pada tahap awal, katanya, akan dilakukan terhadap sebanyak 540 subjek atau orang
                 selama  tiga  bulan.  Selain  diperiksa  keamanannya,  juga  untuk  diperiksa
                 imunogenisitasnya  atau  kekebalannya.  Setelah  tiga  bulan  sampai  enam  bulan,
                 hanya akan dipantau keamanannya atau efikasi.

                 "Jadi nanti ada kelompok yang mendapatkan plasebo dan kelompok yang mendapat
                 imunisasi  vaksin. Pada  akhir  penelitian mereka  yang mendapatkan  plasebo akan
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106