Page 55 - E-modul Kelas 5 SD Tema 7 Subtema 1
P. 55

Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang

                 dan berhasil mengoordinir raja-raja dan patih dalam melaksanakan kegiatan


                 pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan

                 dan membangun benteng-benteng pertahanan. Selama perjuangan menentang

                 Belanda ia juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore,

                 raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang Pattimura hanya dapat dihentikan

                 dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda.


                        Di Saparua, dia dipilih oleh rakyat untuk memimpin perlawanan. Pada 16

                 Mei 1817, terjadi sebuah pertempuran dimana Rakyat Saparua di bawah

                 pimpinan Kapitan Pattimura berhasil merebut benteng Duurstede. Akhirnya

                 tentara Belanda di dalam benteng tewas, termasuk Residen Van den Berg.


                        Pasukan Belanda yang dikirim untuk merebut kembali benteng itu juga

                 dihancurkan oleh pasukan Kapitan Pattimura. Alhasil, selama tiga bulan benteng

                 tersebut berhasil dikuasai pasukan Kapitan Patimura. Namun, Belanda tidak


                 mau menyerahkan begitu saja. Belanda kemudian melakukan operasi besar-

                 besaran dengan mengerahkan pasukan yang lebih banyak dan dilengkapi dengan

                 persenjataan yang lebih modern. Pasukan Pattimura akhirnya kewalahan dan

                 terpukul mundur.


                        Di sebuah rumah di Siri Sori, Kapitan Pattimura berhasil ditangkap

                 pasukan Belanda. Bersama beberapa anggota pasukannya, dia dibawa ke Ambon.

                 Di sana beberapa kali dia dibujuk agar bersedia bekerjasama dengan

                 pemerintah Belanda namun selalu ditolaknya.

                        Para tokoh pejuang akhirnya dapa      t ditangkap dan mengakhiri


                 pengabdiannya di tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota

                 Ambon. Atas kegigihannya memperjuangkan kemerdekaan, Kapitan Pattimura

                 dikukuhkan sebagai “Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan” oleh pemerintah

                 Republik Indonesia.






                                                                             TEMA 7 SUBTEMA 1 KELAS V SD/MI      46
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60