Page 72 - PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS GREEN CHEMISTRY
P. 72
Dasar Teori
Hidrolisis garam adalah reaksi peruraian suatu garam dalam air. Reaksi hidrolisis
terjadi antara ion–ion garam (dalam air) dengan air sehingga ion ( + ) dan ion ( - ) dari
garam bereaksi dengan air membentuk asam dan basa asalnya. Hidrolisis garam pada
dasarnya merupakan reaksi asam basa Bronsted-Lowry.
Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air.
Namun demikian, garam dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung
pada jenis komponen asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa
kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan
basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan asam dan basa
penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian garam
yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini
disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian). Berikut
merupakan macam-macam hidrolisis:
1. Hidrolisis parsial / sebagian
Hidrolisis ini dapat terjadi jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat
atau sebaliknya. Pada hidrolisis sebagian hanya salah satu ion saja yang mengalami
reaksi hidrolisis, yang lainnya tidak. Garam ini bisa bersifat asam atau basa tergantung
asam basa pembentuknya.
2. Hidrolisis Total
Hidrolisis ini dapat terjadi jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah.
Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral.
3. Tidak Terhidrolisis
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dan
bersifat netral.
Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya. Di dalam air
39