Page 20 - Haematology Booklet - Peran Pemeriksaan Hematologi
P. 20

Pemeriksaan Hematologi Sysmex dan Makna Klinis



           Alat hematologi otomatis Sysmex (3-part DIFF dan 6-part DIFF) dapat melaporkan parameter
           yang dapat digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk diagnosis malaria dan monitoring
           pasien malaria, seperti: trombosit, hemoglobin, RDW, MCV, leukosit, limfosit, dan neutrofil.



           Advanced Clinical Parameters dari Alat Hematologi Sysmex 6-Part DIFF :

           Alat hematologi Sysmex 6-part DIFF menggunakan teknologi flowsitometri fluoresensi dapat
           memberikan gambaran infeksi parasit malaria dengan melihat scattergram pada alat.  P.
           falciparum dan P. vivax dapat dideteksi menggunakan channel retikulosit atau channel WDF
           (diferensial leukosit).  P. falciparum menyebabkan perubahan pola pada scattergram RET
           sedangkan P. vivax menyebabkan perubahan pola pada scattergram WDF.
                                                                            5

          Pola scattergram RET pada kondisi normal (Gambar kiri  dan tengah )
                                                               9
                                                     8
                                                 5
          dan pasien terinfeksi P. falciparum (Gambar kanan ).












          Pola scattergram WDF pada kondisi normal (Gambar kiri  dan tengah )
                                                               9
                                                      8
          dan pasien terinfeksi P. vivax (Gambar kanan ).
                                             5















       Referensi
       1.     World Health Organization. 2015. Guidelines for the Treatment of Malaria. [Dikutip pada 6 Juli 2020]. Tersedia pada: https://ww
              w.who.int/malaria/publications/atoz/9789241549127/en/
       2.     Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Buku Saku Tatalaksana Kasus Malaria.
       3.     Mayo Clinic Staff. Malaria. Mayo Clinic. 13 Desember 2018. [Dikutip pada 6 Juli 2020]. Tersedia pada: https://www.mayoclinic.org/dis
              eases-conditions/malaria/symptoms-causes/syc-20351184
       4.     Anwar F. Yuk Kenali 6 Gejala Malaria dan Cara Mengobatinya. Detik Health. 13 Mei 2019. [Dikutip pada 6 Juli 2020]. Tersedia pada:
              https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4547119/yuk-kenali-6-gejala-malaria-dan-cara-mengobatinya
       5.     Sysmex. Malaria - the Global Burden. Sysmex Europe. Desember 2015. [Dikutip pada 6 Juli 2020]. Tersedia pada: https://www.sys
              mex-europe.com/fileadmin/media/f100/SEED/SYSME_15717_SEED_Haematology_Malaria_EN_RZ_view.pdf
       6.     Schiess, N., Villabona-Rueda, A., Cottier, K.E. et al. Pathophysiology and neurologic sequelae of cerebral malaria. Malar J 19, 266
              (2020). https://doi.org/10.1186/s12936-020-03336-z
       7.     Riggle, B.A, Miller, L.H, Pierce, S. K. Desperately Seeking Therapies for Cerebral Malaria (2020). https://doi.org/10.4049/jimmu
              nol.1900829
       8.     https://www.sysmex.ch/ch-fr/academie/centre-dexpertise/scientific-kalender/messtechnologien-und-scattergramme.html  18
       9.     Campuzano-Zuluaga, German & Hanscheid, Thomas & Grobusch, Martin. (2010). Automated haematology analysis to diagnose
              malaria. Malaria journal. 9. 346. 10.1186/1475-2875-9-346. Tersedia pada: https://www.researchgate.net/publication/49646020_Auto
              mated_haematology_analysis_to_diagnose_malaria
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25