Page 138 - Menabung_Ebook
P. 138

Dari dua iklan layanan  masyarakat tersebut  terlihat bahwa bank memberikan
                           dorongan  kepada  masyarakat untuk menabung  dengan  dua  cara, yaitu  memberi janji
                           adanya bunga bank dan jaminan keselamatan uang yang mereka tabung. Postspaarbank
                           menekankan dalam iklannya bahwa uang tabungan masyarakat dijamin oleh pemerintah
                           dan “ditanggoeng  aman  sekali  dan  mendapat  rente”. Selain  itu, dalam contoh
                           Postspaarbank, bank juga memberikan edukasi  kepada masyarakat untuk menabung
                           dengan menggunakan isu atau permasalahan yang kerap dialami oleh masyarakat pada
                           periode tersebut.
                              Berikut ini ditampilkan gambar iklan dari Postspaarbank yang dimuat di koran Djawa
                           Tengah pada tahun 1937. Yang dijadikan sasaran ketiga gambar iklan ini berbeda-beda.
                           Gambar pertama ditujukan kepada orang yang gemar  membelanjakan uangnya untuk
                           perhiasan emas, perak intan, dsb. Kedua ditujukan kepada orang yang gemar berjudi.
                           Ketiga ditujukan kepada kaum perempuan yang gemar berbelanja. Secara berurutan iklan
                           keterangan tentang isi iklan tersebut adalah sebagai berikut:




                                                                                   1.   Di   dalam    iklan
                                                                               pertama  ditulis “Emas  dan
                                                                               intan  itu  memang  baik  buat
       Menabung Masa Prakemerdekaan                                            mudah  sekali  mendatangkan
                                                                               perhiasan
                                                                                           badan.
                                                                                                    Tetapi
                                                                               mara  bahaya  bagi  diri  Tuan.
                                                                               Baiklah  uang  Tuan  disimpan
                                                                               di  Postspaarbank,  daripada
                                                                               dibelikan  emas  dan  intan
                                                                               yang tak seberapa gunanya”.
                                                                               Dalam iklan ini, bank memberi
                                                                               pilihan  kepada  masyarakat
                                                                               bahwa menyimpan  uang  di
                                                                               bank adalah  pilihan  paling
                                                                               aman agar  uang tersimpan
                                                                               aman dan  nilainya terus
                                                                               bertambah karena  adanya
       128                                                                     bunga simpanan. Masyarakat

                                                                               diberi  semacam  peringatan
                                                                               bahwa menggunakan uang
                                                                               untuk   belanja   perhiasan
                                                                               memiliki  risiko hilang  karena
                                                                               tindakan    kriminal   yang
                                                                               mungkin  kerap terjadi pada
                                                                               masa itu.
                    Sumber: Koran Djawa Tengah 19 Agustus 1937
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143