Page 118 - BKSN 2021 (1)
P. 118

sekarat di tepi jalan, terluka parah, dan membutuhkan pertolongan.
                Dengan  tidak  memberi  tahu  identitas  orang  itu,  Yesus  ingin  me-
                ngatakan bahwa sesama bukan hanya orang yang satu suku, bangsa,
                atau golongan, melainkan juga siapa saja yang membutuhkan per-
                tolongan. Sesama bukan hanya tetangga di sekitar rumah kita atau
                orang yang kita kenal, melainkan juga siapa saja yang kita jumpai
                dalam kondisi dan pengalaman hidup mereka. Mereka bisa saja orang
                asing yang kita tolong atau orang yang kita beri semangat hidup atau
                bahkan orang yang membenci kita tetapi kita doakan.
            3.  Yesus kemudian menampilkan tiga tokoh dari ras dan status sosial
                yang  berbeda.  Ketiganya  memberikan  reaksi  dan  tanggapan  yang
                berbeda-beda ketika melihat orang yang sedang sekarat itu. Pertama,
                seorang imam yang termasuk kelompok elite dalam masyarakat Ya-
                hudi pada waktu itu. Ia tidak mau bersentuhan dengan orang itu dan
                berusaha menghindar. Ia enggan mendekati untuk mengecek apakah
                orang itu masih hidup atau sudah mati, apalagi menawarkan perto-
                longan. Ia tidak peduli dan masa bodoh, padahal mengetahui dengan
                baik  perintah dan  kehendak  Allah dalam  Taurat  untuk  mengasihi
                dan menolong sesama. Seharusnya imam ini menjadi pribadi yang
                penuh belas kasihan dan selalu bersedia untuk menolong sesama.
                Namun, ironisnya, ia tidak mencerminkan dirinya sebagai seorang
                iman yang seharusnya mewujudkan apa yang ia ketahui, ia pahami,
                dan ia ajarkan. Kedua, seorang Lewi. Orang Lewi ini melihat orang
                yang menderita itu, tetapi tidak melakukan apa-apa, kecuali hanya
                melewatinya di sisi lain jalan itu. Seperti imam sebelumnya, ia pasti
                mengetahui ajaran kasih dalam hukum Taurat, tetapi tidak menerap-
                kannya dalam kondisi yang menuntut kasih itu dipraktikkan. Orang
                ini juga tidak mau tahu alias masa bodoh dengan penderitaan orang
                lain. Ketiga, seorang Samaria. Melihat ada orang tergeletak hampir
                mati di pinggir jalan, orang Samaria ini tergerak hatinya oleh belas
                kasihan. Ia mendekatinya dan melakukan pertolongan pertama de-
                ngan membersihkan luka-luka orang itu dengan minyak dan anggur.
                Ia lalu menaikkan orang itu ke atas keledai miliknya dan membawa-
                nya ke tempat penginapan untuk mendapatkan perawatan selanjut-
                nya. Di penginapan, ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik pe-
                nginapan dan memintanya untuk merawat orang itu sampai sembuh.
                Ia  bahkan  berjanji  untuk  membayar  kekurangan  biaya  perawatan.
                Tindakan orang Samaria ini menunjukkan dengan jelas kemurahan

            116   Pendalaman Kitab Suci untuk Dewasa/Lingkungan
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123