Page 117 - BKSN 2021 (1)
P. 117
1. Apa yang harus diperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?
Lihat ay. 27.
2. Siapakah sesamaku? Lihat ay. 30.
3. Siapa saja yang melewati orang yang jatuh ke tangan para penya-
mun itu? Apa tindakan mereka ketika melihat seorang yang terluka
tersebut? Lihat ay. 31-36.
4. Siapakah orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepada
sesama dan yang perbuatannya layak diteladani? Lihat ay. 37.
Penjelasan Teks
Setelah mendengarkan diskusi dan jawaban peserta, fasilitator memberi-
kan penjelasan dengan menyampaikan beberapa poin di bawah ini.
1. Tema pembicaraan antara Yesus dan ahli Taurat ini adalah apa yang
harus diperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal. Hidup yang
kekal di sini berkaitan dengan pandangan mengenai keselamatan.
Dalam masyarakat Israel kuno, keselamatan pada awalnya dipa-
hami sebagai kondisi hidup yang tenang dan damai di tanah yang
diberikan Tuhan kepada mereka. Akan tetapi, pada perkembangan
selanjutnya, keselamatan dikaitkan juga dengan “kehidupan yang
akan datang” (setelah kematian). Yesus menunjukkan bahwa kunci
untuk mewarisi kehidupan kekal atau memperoleh keselamatan
ditemukan dalam ketaatan terhadap perintah Taurat. “Kasihilah Tu-
han, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu
dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu,
dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Jadi, hidup
kekal atau keselamatan dapat ditemukan dan diraih dengan menga-
sihi Allah dan sesama secara nyata.
2. Pertanyaan ahli Taurat itu, “Siapakah sesamaku manusia?” tidak di-
jawab dengan definisi yang tegas dan jelas oleh Yesus. Sebaliknya,
Yesus menjawab dengan menceritakan sebuah kisah perumpamaan
dengan tujuan untuk mengajak orang itu berpartisipasi aktif dalam
menggali dan menemukan sendiri jawabannya. Yesus memulai per-
umpamaan-Nya dengan menceritakan bahwa ada seorang yang tu-
run dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamun-penya-
mun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, melainkan juga
memukulnya dan sesudah itu pergi meninggalkannya dalam keadaan
sekarat. Identitas orang ini tidak jelas, apakah orang Yahudi atau bu-
kan. Yang pasti, ia adalah seorang manusia yang sedang berbaring
Pertemuan Ketiga 115