Page 36 - strukturAnatomiTumbuhan
P. 36
BIO 25
INTEGRASI
Suatu penelitian dilakukan untuk mengintegrasikan antara struktur anatomi kayu
dengan tiga variabel, yaitu sifat, kegunaan dan pengolahannya. Struktur anatomi
kayu meliputi bentuk, ukuran, sifat, fungsi, dan susunan dari sel-sel penyusun
kayu, sedangkan sifat kayu adalah ukuran kualitas dari kayu tersebut secara
keseluruhan. Oleh karena itu sifat kayu sangat ditentukan dan bergantung pada
struktur anatominya. Tekstur kayu menyatakan halus-kasarnya permukaan kayu,
ditentukan oleh besar-kecilnya diameter sel-sel penyusun kayu (sel pembuluh
untuk hardwood, sel trakeida untuk konifer). Bila sel-sel tersebut berukuran kecil,
kayu dikatakan bertekstur halus, dan bila sel-sel penyusun berukuran besar, kayu
dikatakan berserat kasar. Kayu bertekstur halus memiliki sifat kerekatan yang baik
dan lebih hemat dalam penggunaan bahan-bahan finishing dikarenakan bahan
akan lebih mudah menempel. Arah serat berhubungan dengan orientasi
longitudinal sel-sel dominan penyusun kayu terhadap sumbu batang. Bila orientasi
sel-sel tersebut sejajar terhadap sumbu batang, kayu dikatakan berserat lurus.
Sebaliknya, apabila orientasi sel-sel tersebut membentuk sudut terhadap sumbu
batang, maka kayu dikatakan berserat miring. Pada umumnya kayu berserat lurus
lebih diminati, meski untuk keperluan artistik. Corak kayu terkait dengan kesan
dekoratif yang ditampilkannya (Gambar 16).
Kayu yang bercorak cocok untuk
mebel, furniture, barang kerajinan
dan produk lain yang lebih
mementingkan tempilan
(appearance). Corak kayu tersebut
ditentukan oleh keberadaan
lingkaran tumbuh dan jaringan
parenkim marjinal, susunan pori,
serta perbedaan kayu awal dan
Gambar 16. Corak kayu kayu akhir.
Persyaratan kayu sebagai bahan baku pulp dan kertas adalah berserat panjang,
nilai bilangan Runklenya rendah (<0,25), berkadar lingnin rendah, ekstraktif
rendah tetapi memiliki kandungan serat yang cukup. Meskipun kayu konifer secara
umum lebih disukai karena berserat panjang serta persentase seratnya tinggi dan
berstruktur homogen, tidak berarti bahwa kayu daun lebar/kayu besar tidak cocok
dijadikan bahan baku pulp dan kertas karena pada prinsipnya semua bahan
berlignoselulosa dapat dijadikan bahan baku pulp dan kertas. Kayu daun lebar
yang demikian biasanya digunakan untuk menghasilkan pulp campuran.